Jakarta (parade.id)- Federasi Serikat Pekerja Perkeretaapian (FSPP) sampaikan duka atas musibah ambruknya gelagar atau Girder Proyek pembangunan jembatan layang di Persimpangan Kereta Api Bantaian, Desa Penanggiran, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, yang menyebabkan dua orang meninggal dunia dan tujuh orang mengalami luka-luka. Salah satu yang menjadi korban luka yaitu pegawai PT KAI (Persero) Divisi Regional III Palembang, Mufaridin (37).
“Mari kita bersama-sama membacakan Surah Al-Fatihah untuk korban yang meninggal dunia dan semua korban luka, termasuk Pekerja KAI, Al- Fatihah untuk KAI dan PERKA kita ke depannya serta untuk para pekerja KAI aman selamat dalam berdinas. Semoga saat ini dan ke depan PERKA kita dan KAI diberikan rida dan perlindungan dari Allah SWT,” demikian keterangan pers FSPP, lewat Kadiv Humas FSPP Cerah Buana, Kamis (21/3/2024), kepada media.
FSPP mengimbau semua pihak agar dapat menahan diri atau menyampaikan pernyataan yang arif dan bijaksana, karena semua proses investigasi sedang mulai dilakukan oleh pihak yang diberikan kewenangan menurut peraturan perundang-undangan.
“Sekali lagi kami mengimbau untuk tidak memberikan kesimpulan dan dugaan yang terlalu dini, sehingga kita mendapatkan kesimpulan/rekomendasi yang objektif untuk menghindari kejadian serupa di kemudian hari yang dapat memberikan dampak kerugian materiel maupun imateriel,” imbauannya.
“FSSP adalah garda terdepan dalam mengawal keberlangsungan sistem perkertaapian nasional yang berorientasi kepada rasa keadilan untuk semua stakeholder di dalamnya, serta pembangunan ekonomi yang merata untuk menopangnya.”
Kejadian ambruknya gelagar atau girder proyek pembangunan jembatan layang di Persimpangan Kereta Api Bantaian, Desa Penanggiran Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muaraenim Sumatera Selatan, terjadi pada Kamis, 7 Maret 2024.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan Flyover Bantaian Satker BBPJN Sumsel saat diwawancarai di Muaraenim, Kamis, mengatakan kejadian tersebut itu bermula saat mereka hendak melakukan pemasangan balok girder dengan menggunakan crane penyanggah, seperti jalur kereta.
Namun saat balok girder diluncurkan diduga operator abutment jembatan 1 dan 2 tersebut terangkat cukup tinggi sehingga crane pun terguling yang menyebabkan balok girder jatuh.
“FSSP memerintahkan organ yang terafiliasi di dalamnya yaitu SPKA untuk langsung hadir langsung di lokasi musibah tersebut dan membantu serta mendukung proses evakuasi di lapangan. Tim SPKA lanjut ke rumah sakit dan menjenguk korban kejadian musibah pekerja KAI dalam musibah ini,” imbuh Cerah.
(Rob/parade.id)