Jakarta (PARADE.ID)- Ekonom Rizal Ramli menyebut bahwa hari ini kondisi rakyat sangat berat, lebih sulit dari April-Mei 1998. Daya beli rakyat pun menurut dia terus dirontokkan dengan kenaikan harga-harah/tarif.
“mahasiswa & civil society sebel dgn kembalinya sistim otoriter & KKN, geopolitik menilai ini rezim Pro-Beijing. Angin perubahan sdh tiba !” kata dia, Rabu (27/4/2022).
Saat itu, April-Mei 1998, lanjut Rizal, kelangkaan beras, krisis utang konglomerat, APBN bolong besar karena krisis perbankan, BBM harus naik 74 persen.
“teman2 prodemokasi sudah ndak mau Soeharto, geopolitik juga ingin transisi Indonesia ke sistim demokratis. Akhirnya Pak Harto yg sangat kuat undur diri,” tertulis demikian di akun Twitter-nya.
Itu kata dia sebab kondisi objektif. Di mana krisis ekonomi sosial rakyat, krisis likuiditas dan dinamika geostrategis.
“Ada adagium, “Perubahan itu tidak terelakan” – Change is inevitable. Kita bisa suka atau tidak suka,, klo kondisi objektifnya sudah matang, hanya resiko perubahan yg bisa diminalisir !”
(Rob/PARADE.ID)