Makassar (PARADE.ID)- Gerakan Pengawal Maklumat (GPM) MUI yang dipimpin oleh Ustaz Firdaus Malie meminta dilakukannya pembatalan secara keseluruhan terhadap RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila), mulai
dari pengajuan, pembahasan hingga pengesahan. Selain itu, GPM MUI meminta agat RUU HIP dicabut dari Proyek Legislasi Nasional (PROLEGNAS) di DPR RI.
“Bubarkan Panitia Kerja (PANJA) RUU HIP,” demikian GPM MUI dalam konferensi persnya, Jumat.
Menurut GPM MUI, pembahasan tentang RUU HIP ini jelas-jelas telah menurunkan harkat dan martabat serta menurunkan kelas dari pada haluan. Ideologi Pancasila yang semula merupakan landasan konstitusional yang tinggi dalam UUD 1945, di samping itu merupakan sumber dari segala sumber hukum. Dengan
pembahasan RUU HIP jelas-jelas menurunkan derajat Ideologi Pancasila yang hanya diatur dalam bentuk Undang-Undang (RUU HIP).
“Di samping itu adanya tafsir baru dalam bentuk RUU HIP menjadikan Pancasila terdegradasi eksistensinya. Karena itu tidak perlu lagi ada RUU tentang Pancasila.”
Lain dari itu, GPM MUI juga meminta agar pihak-pihak terkait menyetop kedatangan orang-orang yang berpaham komunis bekerja dan beraktifitas, seta bertempat tinggal di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Usut dan tangkap pihak-pihak yang ingin menghidupkan kembali paham Komunis, Marxisme, Leninisme, Atheisme dan
Liberalisme.”
Habib Muchsin Al Habsy, Ketua DPD FPI Sulsel bahkan mengancam jika tetap dilaksanakan dan diteruskan oleh DPR, maka umat Islam akan juga menuntut kembali ke khilafah yang sampai saat ini diikhlaskan demi kepentingan negara dan bangsa, yang merupakan warisan para ulama terdahulu.
Menurut salah seorang yang hadir, bahwa Negara ini sudah berjalan damai tanpa adanya RUU ini. Jangan ada segelintir orang yang ingin berusaha mengganggunya.
“Negara ini sudah berjalan dengan damai dengan mengedepankan toleransi yang tinggi, namun saat ini di ganggu oleh oeh segelintir pengkhianat bangsa,” kata Maulana Yusdianto, Ketua Laskar Merah Putih Mksr.
Lainnya yang hadir mengatakan bahwa Pancasila sudah final. Harga mati. Siapa saja yang akan mengubah-ubahnya maka diperjuangkan adalah jalannya. “Pancasila sudah final dan NKRI harga mati, dan akan ikut memperjuang seperti pejuang terdahulu,” sambung Nico dari Perwakilan Kristen Protestan.
Konferensi pers dilaksanakan di Masjid Darut Taubah, Kel. Paroppo Kec., Panakukang, Kota Makassar, Sulsel. Turut memberikan atensi:
1. Habib Muchsin Al Habsy (Ketua DPD FPI Silsel)
2. Ust. Firdaus Malie (Wakabid Dakwah DPD FPI Sulsel/Ketua Darut Taubah Mksr)
3. Ust. Jimmy Hatta (Pangda DPD FPI Sulsel)
4. Ust. Arman (Humas DPD FPI Sulse)
5. Ust. Agussalim (Sekertaris DPD FPI Sulsel)
6. Ust. Akhsan (Ketua Wahdah Islamiyah Mksr)
7. Ust. Sardin (Garuda/Garda Pembela Umat dan Bangsa)
8. Bpk Iqbal (Ketua BKPRMI Sulsel)
9. Ust Saiful Al Ayyubi (Sekertaris DPW FPI Kota Makassar)
10. Bpk Nico (Gerjega GPI Glow Protestan)
11. I Ketut Mundra (perwakilan Hindu)
12. Ust. Said Samad (Ketua FUIS)
13. H. Amin Thalib (Ketua Forum Masy sulawesi)
14. H. Faisal Selenang (Wakabid Khilafah DPD FPI Sulsel)
15. Bpk Nasrun (Ketua Rumah Juang)
16. Sdr. Suparto (Pemuda Pancasila Manggala)
17. Hajah Ratna (Ketua Mujahidah Sulsel)
18. Bpk Hayat Anas (Ketua Japri Mksr)
19. Habib Muhammad Alsyihab (Ketua DPD Hilmi Sulsel)
20. Ust. Jamaluddin Manda’ (Persaudaraan Muslim Sulsel)
21. Bpk Ishak Muchtar (Forum Silaturrahmi Bumi Putera Nusantara)
22. AR Aminuddin (Forgadi)
23. Ust. Samad (PW Muhammadiyah Sulsel)
24. Maulana Yusdianto (Ketua Laskar Merah Putih Mksr)
(Lendi/PARADE.ID)