Jakarta (parade.id)- Tak ada makanan di Gaza, bahkan pakan ternak yang dahulu bisa diolah menjadi roti keras sudah tak bisa ditemukan. Di tengah blokade total Israel, SMART 171 kembali salurkan seribu porsi makanan hangat kepada warga Gaza, kemarin (24/7). Jumlah ini memang lebih sedikit dibanding penyaluran Juni lantaran harga pangan semakin mencekik di sana.
“Dapur darurat kami masih bisa memberi makan 8000 orang bulan lalu, meski hanya dengan nasi rempah, menu seadanya. Kemarin saat tim SMART 171 mencoba mengirim dana untuk bahan makanan, jawaban rekan di sana singkat, tidak ada yang bisa dimasak. Alhamdulillah berkat doa bapak ibu semua, barusan datang dokumentasi dari Gaza. Barakallah fiik!” kata Dr. Maimon, direktur SMART 171.
Situasi di Gaza benar-benar genting. lebih dari 2 juta warga Gaza mengalami krisis ketahanan pangan akut (fase 3-5 IPC). Organisasi Pangan Dunia WFP mencatat 470.000 orang dalam kondisi kelaparan katastrofik (fase 5 dari 5). Sepertiga penduduk Gaza tidak makan berhari-hari. Anak-anak menangis tanpa suara, tak ada energi. Ibu menyusui tak punya cairan tubuh. Seorang kakek bergetar dan pingsan, beberapa menyebutnya meninggal dunia, saat antre makanan.
Payahnya, kelaparan ini buatan manusia, bukan faktor alami seperti bencana alam. Israel mengepung warga Gaza. Tidak diberi akses kepada makanan dan air. Di tengah kondisi ini, bantuan dari rakyat Indonesia menjelma penyambung hidup. Setiap porsi makanan yang dikirim bukan sekedar mengisi perut, tapi menjaga nyawa.
SMART 171 akan terus berupaya menyalurkan apa pun yang bisa kami bawa masuk. Setiap rupiah dari Indonesia punya kekuatan untuk mengubah hari kelaparan menjadi hari bertahan. Tertarik berdonasi atau bergabung dalam aksi kemanusiaan ini, akses melalui kanal resmi SMART 171.*