Jakarta (PARADE.ID)- Tampaknya ada pihak-pihak yang ingin menguasai daerah tertentu melalui family-nya di Pilkada. Mereka “mengirim” family-nya sebagai calon untuk daerah tersebut. Istana pun dicurigai ada di balik itu semua. Salah satu daerah yang dicurigai adalah Medan, juga bisa disebut Solo.
“[Pilkada Medan 2020, Akhyar Nasution Diminta Mundur] share.babe.news/al/NRvwMppQvR
Akhyar diminta mundur dari Pilkada Kota Medan oleh orang dekat istana? Jika benar begitu ada urusan apa ‘istana’ dgn lawannya bang Akhyar? Aneh, mau tanding caranya lawan kotak kosong. Main borong Partai,” cuitan ustaz Tengku Zulkarnain, Sabtu (1/8/2020) di akun Twitter-nya.
Menurut beliau, bila hal demikian terjadi, maka adalah tidak fair Pilkada diselenggarakan.
“Pilkada tahun 2020 ada yg MAIN BORONG PARTAI? Ada yg main larang lawan beratnya utk maju? Ada yg iming-imingi lawan berat dengan jabatan? Yg iming-imingi itu siapa, ya? Kok mainnya nggak fair begitu? Apa calon yg diusung ‘memble’ ?”
Dalam memilih pemimpin, sebaiknya masyarakat memang harus tahu track record sang calon. Hal itu pula yang pernah diingatkan oleh pihak “mereka”: jangan pilih pemimpin yang tidak berpengalaman.
“Sekarang…? Anak, mantu, besan, dll punya pengalaman apa di Pemerintahan?
Pada mau dimajukan…Apakah jualan goreng pisang dihitung PENGALAMAN…? Kata Orang Medan “TEMAKAN CAKAP…!” Hemm…”
Untuk di Medan sendiri, bakal calon yang naik ke permukaan adalah Bobby. Ia adalah mantu Jokowi. Sementara itu, yang berpotensi lainnya melawan kotak kosong adalah di Solo. Anaknya Jokowi, Gibran Rakabuming.
(Robi/PARADE.ID)