Jakarta (PARADE.ID)- Pengamat politik Haris Rusly Moti ikut mempertanyakan keampuhan vaksin Sinovac dari China. Pasalnya, sebagaimana pengamatannya, negara yang menggunakan vaksin ini justru mengalami peningkatan kasus Covid-19.
Haris memberikan contoh negara yang menurutnya demikian, di antaranya Indonesia dan Chili. Kedua negara ini mengalami peningkatan kasus. Bahkan Chili me-lockdown diri.
Berikut analisa lengkapnya, Sabtu (26/6/2021), yang ia tuangkan di akun Twitter-nya @motizenchannel:
Sobat, China gunakan vaksin sebagai senjata lunak perebutan pengaruh diplomatik. Dari rencana produksi 800 juta, 272 juta vaksin (Sinovac, Sinopharm) telah dijual ke 95 negara, termasuk Indonesia. Namun, sejumlah negara pengguna vaksin China mencatat ledakan kasus pasca vaksin.
Sobat, Chili, negara peng impor vaksin China, telah mem vaksin 60 % penduduk. Namun, Sabtu minggu kemarin me-lockdown Kota Santiago, karena lonjakan kasus baru. Indonesia, baru mem-vaksin 12 juta orang, lumpuh akibat Covid-19 yg bahkan menyerang mereka yg telah di vaksin Sinovac.
Sobat, keampuhan vaksin, khususnya vaksin dari China sedang dipertanyakan di berbagai negara. Dibandingkan dengan Israel, yg mem vaksin 60% lebih penduduknya pakai Pfizer justru mencatat penurunan angka penularan. Seluruh warga negara patut mempertanyakan efikasi vaksin Sinovac.
Sobat, selain soal efikasi Sinovac, persoalan lainnya dugaan rantai korupsi dibalik projek pengadaan vaksin & projek pelaksanaan vaksin. Lembaga mana yg dapat mengaudit jumlah penduduk yg divaksin sesuai dengan angka yg diumumkan di media, jangan-jangan baru separuh dari 12 juta.
Sobat, seluruh warga negara punya hak konstitusional tuntut kejujuran & pertanggungjawaban pemerintah terkait program melindungi rakyat dari serangan Covid. Segera jelaskan ke rakyat terkait efikasi Sinovac & program darurat Covid yg diduga telah berubah jadi projek cari untung.
Sobat, saya menduga magnitude rantai korupsi pengadaan vaksin hingga projek memvaksin penduduk persis rantai perampokan dana Bansos, yg libatkan kartel farmasi, pejabat negara & birokrat. Sayangnya penegak hukum sebagai sumber integritas ber-negara telah runtuh, @KPK_RI dibajak.
(Rgs/PARADE.ID)