Amerika (PARADE.ID)- Amerika Serikat (AS), melalui Penasihat Keamanan Nasional merasa khawatir veto yang diberikan oleh China untuk Korea Utara (Korut) perihal sanksi pengembangan nuklir. Pemberian veto ini otomatis seperti menganulir sanksi kepada Korut.
Selama pertemuan empat setengah jam antara Jake Sullivan dan Yang Jiechi di Luksemburg pada hari Senin, pemerintahan Biden menyampaikan keyakinan bahwa Beijing dan Washington dapat bekerja sama dalam masalah Korut, kata pejabat setempat.
“Jake menyuarakan keprihatinan, khususnya, tentang veto, yang datang setelah serangkaian peluncuran rudal balistik yang signifikan yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB sebelumnya dan persiapan—untuk uji coba nuklir potensial,” kata pejabat itu, dikutip Al Jazeera.
“Masing-masing pihak menunjukkan posisi mereka dan cara kami melihat situasi, dan tentu saja Jake menjelaskan dengan sangat jelas bahwa kami percaya ini adalah area di mana AS dan China harus dapat bekerja sama.”
Pekan lalu, China dan Rusia menuduh AS memicu ketegangan di Semenanjung Korea dalam sesi penting PBB di mana kedua negara harus menjelaskan veto mereka atas sanksi baru atas peluncuran rudal balistik baru Korea Utara.
Korea Utara telah melakukan lebih dari selusin peluncuran rudal balistik tahun ini, termasuk rudal antarbenua yang umumnya dikenal sebagai ICBM, setelah melanggar moratorium uji coba yang diberlakukan sendiri pada 2018 setelah pemimpin Kim Jong Un pertama kali bertemu dengan Presiden AS saat itu Donald Trump.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman memperingatkan pada 7 Juni akan ada tanggapan “kuat” dari AS, Korea Selatan, dan dunia jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir.
“Setiap uji coba nuklir akan sepenuhnya melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB [dan] akan ada tanggapan cepat dan kuat terhadap uji coba semacam itu,” kata Sherman.
Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan dia membahas ketegangan yang sedang berlangsung dalam pembicaraan di Washington, DC, dengan mitranya dari Korea Selatan, Menteri Luar Negeri Park Jin.
“Kami berkoordinasi erat satu sama lain mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh program rudal nuklir dan balistik yang melanggar hukum [Korea Utara],” kata diplomat tinggi AS itu kepada wartawan setelah pertemuan itu, menurut pembacaan Departemen Luar Negeri.
(Irm/PARADE.ID)