Brazil (parade.id)- Luiz Inacio Lula da Silva terpilih menjadi Presiden Brazil. Dalam waktu dekat, ia pun akan dilantik.
Menuju pelantikan, aparat keamanan disiagakan dan ditingkatkan. Hal ini dilakukan karena belum lama ini ada potensi gangguan keamanan, setelah seorang pria ditangkap dengan dugaan akan membuat kekacauan. Demikian yang dikatakan Menteri Kehakiman Brasil.
Menteri Kehakiman mendatang Flavio Dino mengatakan dalam sebuah wawancara televisi pada hari Senin bahwa pemerintah berikutnya tidak akan “membiarkan terorisme politik di Brasil”. “Kami tidak berbicara tentang serigala,” kata Dino tentang tersangka, George Washington de Oliveira Sousa, yang ditangkap pada hari Sabtu.
Polisi mengatakan dia berencana untuk meledakkan alat peledak di dekat bandara di ibu kota, Brasilia. “Ada orang kuat di balik ini, dan polisi akan mengusutnya,” kata Dino, dikutip Al Jazeera.
Plot yang diduga terungkap itu hanya beberapa hari sebelum presiden sayap kiri yang masuk, yang dikenal sebagai Lula, dijadwalkan menjabat pada 1 Januari di negara Amerika Selatan. Dino juga berjanji pada hari Minggu bahwa pelantikan Lula akan berlangsung “dengan damai” sembari menulis di akun Twitter-nya: “Demokrasi telah menang dan akan menang.”
Lula yang sebelumnya menjabat dua periode sebagai presiden dari 2003 hingga 2010 – mengalahkan petahana sayap kanan Jair Bolsonaro dalam pemilihan Oktober yang menutup apa yang oleh beberapa pengamat disebut sebagai salah satu kontes politik paling memecah belah dalam sejarah Brasil.
Selama berbulan-bulan, Bolsonaro secara keliru mengklaim sistem pemungutan suara elektronik negara itu rentan terhadap penipuan, memicu kekhawatiran bahwa mantan kapten angkatan darat itu berencana untuk menggugat hasil jika dia kalah dari Lula. Banyak pendukung Bolsonaro terus menolak kekalahannya dalam pemilihan, dengan memblokir beberapa jalan utama pada hari-hari setelah Lula dinyatakan sebagai pemenang.
Menurut pernyataan polisi sipil dan diterbitkan di media lokal, tersangka Sousa mengaku kepada pihak berwenang bahwa bom itu adalah bagian dari rencana untuk “memulai kekacauan” dan “mencegah pembentukan komunisme di Brasil”.
(Irm/parade.id)