London (PARADE.ID)- Minyak turun di bawah 43 dolar AS per barel pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ketika kebangkitan kasus virus corona meningkatkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan permintaan bahan bakar bisa terhenti.
Namun, minyak mentah masih menuju kenaikan mingguan karena pasokan yang lebih rendah dan tanda-tanda pemulihan ekonomi yang lebih luas.
Minyak mentah berjangka Brent turun 38 sen atau 0,9 persen, menjadi 42,76 dolar AS per barel pada pukul (16.03 GMT) dan jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 44 sen atau 1,1 persen menjadi 40,21 dolar AS per barel.
Perdagangan AS menjadi berkurang karena tidak ada perdagangan reguler untuk minyak berjangka pada Jumat (3/7/2020) untuk liburan Hari Kemerdekaan.
Amerika Serikat melaporkan lebih dari 55.000 kasus baru virus corona pada Kamis (2/7/2020), rekor harian baru global untuk pandemi.
Meningkatnya kasus menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja di AS, yang melonjak pada Juni, dapat mengalami kemunduran.
“Jika tren ini berlanjut, permintaan minyak di wilayah ini berisiko,” kata Louise Dickson dari Rystad Energy, seperti dikutip dari Reuters.
“Rebound ekonomi AS yang rapuh berisiko dibatalkan oleh lonjakan terbaru dalam infeksi baru,” kata Stephen Brennock dari broker minyak PVM.
Kedua acuan kontrak naik lebih dari dua persen pada Kamis (2/7/2020), didukung oleh angka pekerjaan AS untuk Juni yang kuat dan penurunan persediaan minyak mentah AS. Brent masih di jalur untuk kenaikan mingguan sekitar empat persen.
Tanda-tanda pemulihan ekonomi dan penurunan pasokan setelah pemangkasan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu, yang dikenal sebagai OPEC+, telah membantu Brent naik lebih dari dua kali lipat dari level terendah 21-tahun di bawah 16 dolar AS yang tercapai pada April.
Meningkatkan harapan pemulihan, survei swasta menunjukkan pada Jumat (3/7/2020) bahwa sektor jasa China berkembang pada laju tercepat dalam lebih dari satu dekade pada Juni.
Produksi minyak OPEC turun ke level terendah dalam beberapa dekade pada Juni dan produksi Rusia turun mendekati target OPEC+.
Pengajuan kebangkrutan pionir minyak serpih AS Chesapeake Energy juga mendukung harga dengan meningkatkan harapan produksi akan menurun, kata JBC Energy dalam sebuah laporan.
Permintaan bensin akan diawasi dengan ketat ketika Amerika Serikat memasuki liburan akhir pekan 4 Juli.
(Antara/PARADE.ID)