Muna (parade.id)- Pantai Pajala di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, dinilai belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah meskipun memiliki potensi wisata alam langka berupa hamparan pasir merah alami yang membentang di sepanjang garis pantai.
Pengamat ekologis wilayah pantai, Sri Rahmalda Falena, menilai ketidakseriusan pemerintah daerah terlihat dari minimnya infrastruktur pendukung, tidak adanya papan informasi ekologis, serta belum adanya kebijakan perlindungan kawasan pantai dari ancaman eksploitasi dan pencemaran.
“Sampai hari ini belum ada konsep penataan yang jelas, baik dari sisi pariwisata berkelanjutan maupun perlindungan ekosistem pantai. Padahal, jika dikelola dengan benar, Pantai Pajala dapat menjadi destinasi unggulan sekaligus ruang edukasi lingkungan,” jelasnya, Senin (30/12/2025).
Sri Rahmalda menyatakan bahwa pasir merah di Pantai Pajala bukan sekadar keindahan visual, tetapi juga penanda proses geologis dan ekologi yang khas. “Ini adalah kekayaan alam yang langka dan tidak dimiliki oleh banyak wilayah pesisir di Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, Pantai Pajala seharusnya masuk dalam daftar prioritas pengembangan wisata berbasis ekologi dan konservasi. Ia menekankan bahwa pengembangan wisata tidak seharusnya berorientasi pada eksploitasi masif, melainkan pendekatan ekowisata yang melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama.
“Pemerintah Kabupaten Muna semestinya hadir dengan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan masyarakat pesisir. Tanpa intervensi kebijakan yang jelas, potensi ini akan terus terabaikan dan rentan rusak,” tegasnya.
Sri Rahmalda berharap Pemkab Muna segera melakukan kajian ekologis menyeluruh, menetapkan zonasi perlindungan pantai, serta menyusun roadmap pengembangan wisata Pantai Pajala yang berkelanjutan dan berkeadilan. Ia mengingatkan bahwa Pantai Pajala merupakan warisan ekologis daerah yang jika diabaikan berpotensi hilang sebelum sempat dikenal luas.









