Pernyataan Sikap Alumni dan Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah atas Perkembangan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Jakarta (parade.id)– Banyak guru besar dan akademika dari berbagai kampus menyuarakan kegelisahannya terhadap perkembangan perpolitikan di Indonesia belakangan ini. Kini, seperti tak ingin ketinggalan, UIN Syarif Hidayatullah juga ikut menyatakan sikap atas perkembangan itu.

Berikut pernyataan lengkap yang disampaikan ratusan orang yang terdiri dari para alumni dan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah, kemarin, di Landmark UIN, dipimpin dipimpin Saiful Mujani (Guru Besar UIN/SMRC):

Related posts

Ribuan Anak Muda Indonesia “Lari Sejauh Gaza”, Tunjukkan Solidaritas untuk Palestina

2025-05-31

Jambore Pramuka 2025 Usung Misi Islam Damai

2025-05-30

PERNYATAAN SIKAP ALUMNI DAN CIVITAS ACADEMICA UIN SYARIF HIDAYATULLAH,  CIPUTAT JAKARTA

Menimbang dan memperhatikan perkembangan penyelenggaraan pemilu/pilpres 2024, dan umumnya pengelolaan pemerintahan serta demokrasi yang beradab & beretika, maka kami alumni dan civitas academica UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, menyatakan sikap sebagai berikut:

Mendesak penyelenggara pemilu, baik KPU, Bawaslu, DKPP agar bekerja secara profesional dan bertanggung jawab. Penyelenggara pemilu dengan sungguh-sungguh memegang prinsip independen, transparan, adil, dan jujur. Menjauhkan diri dari kecenderungan berpihak, mengutamakan kepentingan politik orang perorang, kelompok, partai dan sebagainya, serta kuat dalam menghadapi kemungkinan intervensi dari pihak manapun.

Berani menegakkan aturan dan memastikan semua pelanggaran pemilu diselesaikan dengan semestinya sesuai aturan. Bahkan jika itu dilakukan oleh pihak yang paling berkuasa di Indonesia.

Mendesak Presiden dan aparat negara untuk bersikap netral dan menjadi pengayom bagi seluruh kontestan pemilu. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan wajib bersikap netral dan memfasilitasi seluruh aktivitas pemilu berdasar prinsip keadilan.

Sikap ini lebih dari sekadar tidak menggunakan fasilitas negara. Netral dalam hal ini bukan saja tidak menyatakan pilihan politiknya, tapi juga seluruh sikap dan laku diri sebagai presiden. Terutama tidak membuat kebijakan yang dapat berdampak menguntungkan secara elektoral bagi paslon tertentu.

Mendesak Presiden agar dengan sungguh‐sungguh mengelola pemerintahan demi dan untuk kepentingan nasional. Bukan demi kepentingan keluarga atau kelompok dengan mengatasnamakan kepentingan nasional. Aktivitas Presiden yang akhir-akhir ini terlihat seperti lebih condong mengutamakan kepentingan elektoral salah satu paslon bukanlah sikap seorang Presiden sebagai negarawan.

Situasi ini bukan saja dapat berdampak pada pelayanan pemerintah secara nasional, tapi juga  menimbulkan ketidaksolidan dan ketidaknyamanan anggota kabinet.

Jika situasinya terus seperti ini dikhawatirkan bisa menimbulkan instabilitas nasional. Padahal, berulangkali Presiden mengingatkan agar kita semua bergembira dalam menghadapi penyelenggaraan pemilu/pilpres 2024 ini. Namun hari demi hari, yang diperlihatkan adalah tindakan yang cenderung sebaliknya, menambah kepiluan dalam pelaksanaan pemilu/pilpres dan pengelolaan keadaban demokrasi kita.

Pengelolaan keadaban/akhlak demokrasi ini sudah semestinya tidak dipandang sekadar seperangkat aturan tertulis. Aturan tentang boleh tidak boleh. Lebih dari itu, keadaban/akhlak demokrasi juga berhubungan erat dengan manfaat atau mudharat bagi kepentingan masyarakat.

Sejak putusan MK atas uji materi No 90/2023 ditetapkan, keadaban/akhlak  demokrasi kita terus menerus merosot. Presiden sebagai kepala negara berkewajiban untuk menjaga dan menjadi contoh bagaimana keadaban/akhlak berdemokrasi itu menjadi laku kehidupan bernegara.

Mendesak Kepolisian RI untuk bersikap independen dan profesional. Tidak menjadi alat negara yang dapat menimbulkan rasa takut dalam mengekspresikan sikap politik warga negara. Tidak juga dengan mudah melakukan pemidanaan atas sikap kritis masyarakat. Polri adalah alat negara untuk menegakkan hukum dan ketertiban. Bukan alat Presiden. Maka dan oleh karena itu, Polri sudah seharusnya bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara. Bukan untuk kepentingan pemerintah atau pihak-pihak tertentu.

Ciputat, 5 Februari 2024

Komunitas Alumni dan Civitas Academica UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat.

1. Dede Rosyada (IAIN/1985, Ketua Senat UIN, Guru Besar
2. Saiful Mujani (UIN/1984, Guru Besar)
3. Din Syamsuddin (FU IAIN 1982, Guru Besar
4. Dzuriyatun Toyibah (FISIP,  IAIN 1995, Guru Besar)
5. Burhanuddin Muhtadi (TH FU lulus 2002, Guru Besar)
6. Oman Fathurahman (IAIN 1995/FAH, Guru Besar, Pengampu Ngariksa)
7. Jajang Jahroni (IAIN 1991/FAH, Guru Besar)
8. Abdul Qodir (Tarbiyah/Guru Besar)
9. Asmawi (Syariah/Guru Besar)
10. Armai Arif (Tarbiyah/Guru Besar)
11. Jajat Burhanudin (IAIN 1992/FAH, Guru Besar)
12. Yayan Sopyan (PMB/1990, Guru Besar)
13. Sudarnoto Abdul Hakim (Guru Besar fak Adab/1984, Guru Besar)
14. Andi Faisal Bakti (meluluskan mahasiswa Fidkom sejak 2004, Guru Besar)
15. Sukron Kamil (BSA/1995, Guru Besar)
16. Masri Mansoer (FU/1982, Guru Besar)
17. Muhamad Ali (IAIN/TH FU/1992-1997/Guru Besar Univ of California Riverside)
18. Andi Salman Manggalatung (Guru Besar FSH)
19. Fachry Ali / IAIN 1982
20. Neng Dara Affiah, (FU/Perbandingan Agama/1987)
21. Sukidi, Ph.D (UIN/1998)
22. Makyun Subuki (UIN/Tarjamah/1997)
23. Zezen Zaenal Mutaqin (PMH/UIN/1999)
24. Ray Rangkuti (UIN/1992, alumni).
25. Nadirsyah Hosen (IAIN, Perbandingan Mazhab & Hukum, angkatan 1991)
26. Nong Darol Mahmada (UIN/1992, alumni)
27. Yuniyanti Chuzaifah (Filsafat/1988)
28. Muhamad Isnur (Fak Syariah & Hukum/ 2002)
29. Khalisah Khalid (UIN/Dakwah/1996)
30. Rakhmad Zailani Kiki (IAIN/1994, alumni)
31. Sunandar (UIN/1997, alumni)
32. Riza Bahtiar (UIN 1996, alumni)
33. Ramadhan Isa (UIN/1997)
34. Ikhwan Nasution (UIN/AS 1996)
35. Sapriudin (UIN/AS 1996)
36. Ahmad Dzikron (UIN/AS 1996
37. Anick HT (UIN/BSA 1994)
38. Iwan Buana Fr (UIN/1986, alumni Tarbiyah Bahasa Inggris)
39. Halim Ambiya (UIN/AF 94)
40. Yati Andriyani (UIN/JS 97)
41. Nury Sybli (UIN / PA 97)
42. Ade Hikmatullah/UIN/BSAK/97
43. Ramelan (js/97)
44. Abdul Latif (JS/97)
45. Merrychoironk (UIN/BSA 1991)
46. Robby Maulana U (UIN/PSI 2001
47. Julimah (UIN/PPI/2002)
48. Aniqotul Ummah (FISIP/PPI 2003)
49. Mufidah Hayati (UIN/PPI/1989)
50. Syamsul Hidayat Lubis (UIN/Fisika/2011)
51. Suhandoyo Laison (UIN/BSA/94)
52. Rahmat Hidayatullah (UIN/BSA/1998)
53. Abduh Hisyam (Filsafat/1988)
54. Alfan Firmanto (Syariah/PMH/1988)
55. Ahmad Munjin (SPs/UIN/2018)
56. Sri Rahayi
57. Sabir Laluhu (UIN/FDK/KPI/2006)
58. Abdul Jabbar (UIN/FSH/2008)
59. Mochamad Isya (UIN/ADAB/SPI/2000)
60. Muhammad Rifqi (UIN/FDK/KPI/2003)
61. Ade Wahyudin (UIN/FSH 2007)
62. Try Prasetyo Aprianto (UIN/FDK/BPI/Alumni/2008)
63. Muzakkir Husain (IAIN/ Adab/ Sastra Arab/ 1988)
64. Akhmad Mutaqin (UIN/FSH/JS/2002)
65. Saidiman Ahmad (UIN/AF/2000)
66. Yans Zidane (UIN/PA/1991)
67. Merhansyah (UIN 1990)
68. Auliyaa Arshandhy (UIN/FITK/2017)
69. Syaiful Rijal A (UIN/FSH/JS/2001)
70. Syukron Jamal (UIN/FITK/MP/2002)
71. Yuda Aripiansah (UIN/FEIS/2024)
72. Muhammad Dzauqi Al Gazali (UIN/FSH/2023)
73. Ahmad Makki (UIN/FPSI/2001)
74. Arlian Buana (HI/FISIP/2007)
75. M Ahsan Ridhoi (HI/FISIP/2011)
76. Anwar Hilmi (PAI/FT/1998
77. Mahyudin (FU/AF/1992)
78. Siswo Mulyantoro (Fisip/Ilpol 2013)
79. Deni Firman Nurhakim (IAIN/1996/FS/AS)
80. Ali Rohman (FU/Perbandingan Agama/1997
81. Irfan Fahmi (IAIN-UIN/JS 97)
82. Mohammad Basalamah (UIN/STH/1999)
83. Nurhidayat (UIN/MNJ/2009)
    1. Rifki (UIN/TH/1999)
84. Islah (PMHK/1996)
85. Ikhwanul Huda (UIN/SKI/1996)
86. Hasyim Asy’ar (FITK)
87. Kusmana (TH/1995)
88. A Sopyan (Tadris IPA)
89. Maifalinda Fatra (Tadris Matematika/1994)
90. Asmawai (Syari’ah/1991)
91. Rusdy Zakaria (IAIN/1976)
92. Kurniawan Zulkarnain (Fak.Tarbiyah 1974).
93. Daud Effendy (alumni FT) 1979
94. Jalaludin Rahman (alumni pasca IAIN jkt) th 1989.
95. Yasir Nasution (alumni pasca IAIN Jkt) th 1988.
96. Rusydi Ali Muhammad (alumni pasca IAIN jkt) th 1989.
97. Iskandar Usman (alumni PPs IAIN Jkt, 1992).
98. Abdul Rozak/FT IAIN Jkt
99. Suryani  FISIP/ AF lulus 1999
100. Dani Setiawan FISIP/PPI 1999
101. Alamsyah M Dja’far/ Fak Dakwah 1997
102. Milastri Muzakkar/Fak Dakwah/2006
103. Siti Muniroh/Fak Syariah 1995
104. Wahyu Perdana/ IAIN FU 2001
105. Nurhayati Djamas (FSH/1979)
106. Kadir (Dosen Mathc Edu, FITK sejak 2003.
107. Maryam Fithriati (UIN/BSAK/1997)
108. Abdul Halim/ FSH 2002
109. Nur Hidayah (Fak Syariah IAIN 1994/GB FEB)
110. Rusli (Fak Syariah IAIN 1992)
111. Khoirun Nisa (FDI UIN 2003)
112. Cholilah (UIN/Psi/1997)
113. Makroen Sanjaya (FDIK/2018)
114. Muizzudin Hilmi (Tafsir Hadis/1994)
115. Saleh Abdullah (IAIN FU/1979)
116. Yuqi (FU/1992)
117. Muhammad Rusmadi (PA/FU/1996)
118. Eva Fitriati (UIN/PAI/99)
119. Lina Sobariyah (FU/AF/2012)
120. Sumarna (IAIN/BSA/1995)
121. Amin Syarifuddin (UIN / AF 97)
122. Suhendi (UIN / Ushuluddin AF 97)
123. Jacky AlMabrur (UIN/ SPI 1997)
124. Ardi Sanusi (UIN / SAS 1997)
125. Sifa Sanjurio (UIN/TH 1997)
126. Rudi Setiawan (UIN/Jinayah Siyasah 1997)
127. Abdul Hamied (UIN/FDK 1997)
128. Chaerul Ramdani (UIN/FST/2001)
129. Wahdi Sayuti (IAIN/FT/1994)
130. Musyrifa (UIN/ FISIP/IP 2005)
131. Fachrurozi Majid (UIN/FA-BSA/1999)
132. Bambang Irawan (SPS/2009)
133. Hoirun Nisa (Akademisi UIN sejak 2005)
134. Indri Sri Sembadra (UIN/Ushuluddin/ TH 2001)
135. Dadan Ridwansyah (UIN/Sastra Arab/1989)
136. Yayah Rohaya (UIN/FA-SKI/1992)
137. Yanuar Hamzah (UIN/FAH-Sastra Inggris/2005)
138. Mustofa (UIN/Fak. Dakwah/KPI/1997)
139. Andi Syafrani (UIN/FSH)
140. KMPLHK RANITA
141. LKBHMI CIPUTAT
142. Himpunan Mahasiswa Lampung
143. GMNI UIN Jakarta
144. Lembaga Kajian Ruang Siyasah
145. Diskusi Isu Terkini dan Riset Ketatanegaraan (Distrik)
146. Lingkar Studi Feminisme Juristic