Makassar (parade.id)- Kamis, Mapolres Jeneponto diserang oleh orang tak dikenal (OTK). Brigade Muslim Indonesia (BMI) yang mengetahui hal itu, meminta agar Panglima TNI dan Kapolri turun tangan, membentuk satgas.
Permintaan BMI ini, menurut Ketum Muhammad Zulkifli karena kuat dugaan berhubungan dengan insiden antara oknum TNI dan oknum Polres Jeneponto di sekitar Warung Sari Laut di Binamu.
“Kami turut prihatin atas insiden penyerangan Polres Jeneponto oleh OTK. Kejadian yang mengakibatlkan rusaknya fasilitas kantor, rumah ibadah, sampai jatuhnya korban akibat penembakan sungguh sebuah kejadian yang di luar dugaan kami,” Muhammad Zulkifli dalam keterangannya, kepada media, kemarin malam.
Menurut Zul, sapaan akrabnya, insiden dugaan awal penyerangan boleh jadi menjadi penyebab utamanya. “Jadi, bukan hanya kasus penyerangannya saja tetapi harus diusut juga kejadian insiden antara TNI dan Polri yang terjadi beberapa hari sebelumnya,” pintanya.
Alasan Zul mengapa perlu Panglima TNI dan Kapolri turun tangan. Di antaranya karena rumah ibadah dalam insiden itu ikut rusak.
“Kejadian ini sungguh sangat kita sayangkan karena harusnya dua institusi ini bisa saling bersinergi dan memberi contoh baik kepada masyarakat tetapi faktanya dalam waktu sebulan kita menyaksikan dua kali insiden yang melibatkan dua institusi ini. Kejadian pertama di Makasar, kemudian sekarang di Jeneponto,” uangkapnya.
BMI berharap kedua belah pihak menahan diri dan menyerahkan kasus ini kepada yang berhak untuk diselesaikan secara profesional.
Mapolres Jeneponto diserang pada hari Kamis, (27/3/2023), sekira pukul 01.45 WITA.
(Verry/parade.id)