Jakarta (PARADE.ID)- Penerapan PPKM Level 4, 3, dan 2 yang dilakukan sejak 2 Agustus hingga 9 Agustus di Jawa-Bali disampaikan oleh Menko Marves sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Panjaitan menunjukan hasil yang cukup menggembirakan. Dari data yang didapat, penurunan terjadi hingga 59,6 persen dari puncak kasus 15 Juli 2021 yang lalu.
“Momentum yang sudah cukup baik ini harus terus dijaga. Untuk itu atas arahan Presiden maka PPKM Level 4, 3, 2 Jawa-Bali diperpanjang sampai tanggal 16 Agustus 2021,” ujarnya, Senin (9/8/2021) melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Terkait keputusan ini, kata Luhut, akan dituangkan dalam instruksi Mendagri dalam secara lebih detil. Dalam keputusan ini pun, ia mengaku telah berkomunikasi dengan cermat berbagai pihak, misalnya asosiasi mal, perindustrian, dan sebagainya.
“Sehingga detil-detil pelaksanaan ini sudah disiapkan dengan baik oleh berbagai asosiasi,” katanya.
Selanjutnya, ia menjelaskan, bahwa penurunan kasus dan perawatan rumah sakit juga terjadi di seluruh aglomerasi Jawa-Bali, kecuali ada masalah di Malang Raya dan juga Bali. Untuk itu kata dia pemerintah akan segera melakukan intervensi dua wilayah ini, untuk menurunkan laju penambahan kasus.
“Tim kami sekarang sedang bergerak ke sana. Dan saya juga nanti akan mengunjungi dua daerah ini,” katanya.
Selain jumlah kasus, ia juga mengaku melihat penambahan kematian di Jawa-Bali semakin menurun, meskipun kondisinya bisa dikatakan fluktuatif di masing-masing provinsi. Pun Pemerintah juga sangat mewaspadai kenaikan mobilitas yang tercermin dari indeks komposit pasca 26 Juli terhadap kenaikan kasus konfirmasi ke depannya.
“Hal ini tentunya akan kami pantau sampai minggu depan mengingat adanya jeda 14 sampai 21 hari dari perubahan komposit terhadap penambahan kasus. Dan ini kami lakukan secara ilmiah dengan bekerja sama dengan Facebook, Google, dan dengan NASA,” bebernya.
Dalam penerapan PPKM Level 4 dan 3 yang akan dilakukan pada tanggal 10-16 Agustus 2021 nanti, lanjutnya, disebut terdapat 26 kota atau kabupaten yang turun dari Level 4 ke level 3.
Hal ini kata dia menunjukan perbaikan kondisi di lapangan yang cukup signifikan. Informasi tersebut dilakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian, karena ditemukan input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian.
Menyangkut ini pun, kata dia, terus bekerja keras untuk mengharmonisasi data. Dengan itu juga memperbaiki si Lacak.
“Kami memiliki tim khusus untuk menangani wilayah-wilayah yang mengalami lonjakan kasus kematian yang signifikan. Dalam minggu terakhir seperti kami lakukan di Yogyakarta. Setelah kami kembali dari Yogyakarta, kita kembali evaluasi angkanya. Kita temukan di sana sini yang perlu kita perbaiki,” ungkapnya.
Selain perkembangan Covid-19, ia menyampaikan bahwa ada pelaksanaan yang terus membaik dari 3M, yakni testing dan tracing, serta capaian vaksinasi. Kepatuhan mengenai pemakaian masker telah mencapai 82 persen.
Meningkat 5 persen dibandingkan bulan Februari-Maret. Dan ini diakuinya pekerjaan yang tidak mudah.
“Dan kami imbau seluruh masyarakat membudayakan untuk memakai masker, karena kita mungkin akan hidup dalam bertahun-tahun ke depan dengan masker ini, karena ini salah satu alat selain vaksin untuk mencegah penularan varian Delta,” katanya.
(Rgs/PARADE.ID)