Jakarta (parade.id)- Analis kebijakan publik, Muhammad Said Didu mengomentari temuan Drone Emprit soal demo-demo buntut disahkannya RUU TNI menjadi UU. Didu seperti melihat kejanggalan.
“Akhirnya gerakan SOP (Solo+Oligarki+Parcok) berhasil menjadikan Presiden @prabowo dan TNI @Puspen_TNI jadi “musuh” publik lewat demo yg framing revisi UU TNI. PS : Hidup Jokowi !!!!” tulis Didu di akun X-nya, Selasa (25/3/2025).
Drone Emprit menyoal temuannya, dalam kesimpulannya tertulis bahwa pergerakan tagar dari 16 Maret hingga 24 Maret 2025 menunjukkan bahwa penolakan terhadap RUU TNI telah berkembang dari isu sektoral menjadi bagian dari narasi krisis demokrasi yang lebih besar.
“Awalnya berfokus pada aspek teknis seperti dwifungsi TNI dan revisi undang-undang, narasi ini meningkat menjadi kritik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran dan ancaman terhadap supremasi sipil,” demikian temuan Drone Emprit yang dibagikan oleh founder-nya, Ismail Fahmi.
“Dengan munculnya tagar seperti #MakzulkanPrabowoGibran dan #IndonesiaGelap, ada kemungkinan gerakan ini akan terus meluas ke isu politik nasional, bahkan potensial menjadi katalis untuk mobilisasi massa yang lebih signifikan jika eskalasi berlanjut.”
(Rob/parade.id)