Peru (parade.id)- Pendukung mantan Presiden Peru Pedro Castillo bentrok dengan aparat kepolisian. Bentrokan mengakibatkan setidaknya dua pendukung tewas, terjadi pada hari Ahad (11/12/2022). Protes pendukung Castillo meluas di seluruh Peru, terutama di kota-kota utara dan Andes. Protes pendukungnya karena Castillo dimakzulkan kemudian ditahan.
“Saya telah memutuskan untuk mengajukan RUU untuk mencapai kesepakatan dengan Kongres untuk memajukan pemilihan umum hingga April 2024,” kata Presiden Dina Boluarte dalam pidatonya, Senin pagi.
Castillo, mantan guru sekolah dan pemimpin serikat pekerja, dicopot dari jabatannya oleh legislator pada hari Rabu setelah dia berusaha untuk membubarkan Kongres menjelang pemungutan suara. Mantan presiden itu ditangkap tak lama kemudian, dengan jaksa menuduhnya melakukan pemberontakan dan konspirasi. Demikian dikutip aljazeera.com.
Protes dengan cepat pecah di seluruh negeri, dengan banyak pendukung mantan pemimpin yang ditahan menuntut agar Peru mengadakan pemilihan daripada membiarkan Boluarte tetap berkuasa sampai masa jabatan Castillo berakhir pada tahun 2026. Beberapa pengunjuk rasa juga menyerukan agar Kongres ditutup.
Belum jelas apakah pengumuman Boluarte akan meredakan kerusuhan. Pada hari Ahad, protes dilaporkan terjadi di kota-kota di seluruh pedalaman Peru, termasuk Cajamarca, Arequipa, Huancayo, Cusco, dan Puno.
Di Andahuaylas di wilayah Apurimac, bentrokan pecah saat para demonstran berusaha menyerbu bandara kota selatan, kata pihak berwenang. Para pengunjuk rasa menembakkan ketapel dan melemparkan batu sementara polisi membalas dengan gas air mata, gambar-gambar dari tempat kejadian disiarkan oleh TV lokal. Eliana Revollar, kepala kantor ombudsman Peru, mengatakan kepada sebuah stasiun radio bahwa seorang anak berusia 15 tahun dan seorang anak berusia 18 tahun tewas dalam bentrokan “kemungkinan akibat luka tembak”.
(Irm/parade.id)