Jakarta (parade.id)- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memperingatkan Swedia agar tidak mengharapkan dukungannya untuk bergabung dengan NATO menyusul pembakaran Alquran di luar kedutaan Ankara di Stockholm selama protes.
“Mereka yang mengizinkan penistaan agama seperti itu di depan kedutaan kami [di Stockholm] tidak dapat lagi mengharapkan dukungan kami untuk keanggotaan NATO mereka,” kata Erdogan pada hari Senin, dalam tanggapan resmi pertamanya atas tindakan politisi sayap kanan selama protes di akhir pekan yang disetujui oleh polisi Swedia.
Turki dan Hungaria adalah satu-satunya anggota NATO yang tidak meratifikasi keputusan bersejarah negara-negara tetangga Nordik itu untuk mematahkan tradisi non-blok militer mereka dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban telah berjanji bahwa parlemennya akan menyetujui dua penawaran bulan depan.
Tapi Erdogan telah berusaha keras menuju pemilihan yang ketat di mana dia mencoba untuk memberi energi pada basis pemilihan nasionalisnya.
“Jika Anda tidak menghormati keyakinan agama Republik Turkiye atau Muslim, Anda tidak akan menerima dukungan apa pun untuk [keanggotaan] NATO dari kami,” katanya, menyebut pembakaran Alquran sebagai serangan terhadap 85 juta warga Turki, dikutip Al Jazeera.
Swedia bereaksi dengan sangat hati-hati terhadap pernyataan Erdogan.
“Saya tidak bisa mengomentari pernyataan malam ini. Pertama, saya ingin memahami dengan tepat apa yang dikatakan,” kata Menteri Luar Negeri Tobias Billstrom kepada Kantor Berita TT Swedia.
(Irm/parade.id)