Jakarta (PARADE.ID)_ Presiden RI Joko Widodo telah menunjuk menteri luar negeri Kabinet Kerja II, ia adalah Retno Marsudi. Pengumuman resminya disampaikan langsung pada Rabu (23/10/2019).
Seorang diplomat karier di lingkungan Kementerian Luar Negeri RI sejak 1986, Retno Marsudi (27 November 1962; 56 tahun) adalah menteri luar negeri perempuan pertama dalam sejarah Indonesia.
Alumni SMA 3 Semarang dan jebolan Hubungan Internasional FISIPOL-UGM itu pernah menduduki sejumlah posisi strategis selama berkarier di Kemlu RI.
Pada 2001 – 2003, Retno menjabat sebagai Direktur Kerjasama Intra dan Antar Regional Amerika dan Eropa.
Kemudian, istri dari Bagas Marsudi itu menjabat sebagai Direktur Eropa Barat.
Retno juga menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Norwegia merangkap Islandia pada 2005 – 2008.
Selesai menduduki pos dubes di Norwegia, Retno kembali ke Tanah Air, untuk menjabat sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa pada 2008 – 2012.
Kemudian, alumni UGM itu menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Belanda pada 2012 – 2014.
Belum selesai masa jabatannya sebagai Dubes RI di Belanda, Retno Marsudi diminta ‘pulang’ oleh Presiden Joko Widodo, yang menunjuknya sebagai Menteri Luar Negeri RI pada 2014 hingga periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi berakhir.
Retno Marsudi merupakan salah satu menteri di Kabinet Kerja I yang berhasil mempertahankan kursi-nya hingga akhir periode, dan ‘menghalau’ re-shuffle menteri pada pertengahan periode pertama pemerintahan Jokowi.
Bukan tanpa alasan Presiden Jokowi mempertahankan Menteri Retno. Selama kepemimpinannya sebagai Menlu RI, banyak capaian yang dihasilkannya untuk Indonesia. Salah satunya berhasil menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2019 dan 2020, dan Anggota Dewan HAM PBB periode 2020 – 2022.
Retno Marsudi juga berhasil memimpin secara apik kebijakan luar negeri dan diplomasi Indonesia, seperti: meningkatkan presensi RI di berbagai platform regional dan multilateral; kehadiran Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Palestina; mendorong sentralitas RI dan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik; kontribusi Indonesia dalam krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar; hingga meningkatkan pengarusutamaan diplomasi perlindungan WNI di luar negeri.
Selama kariernya sebagai diplomat top RI, Retno Marsudi telah mendulang sejumlah penghargaan internasional, di antaranya, Agen Perubahan Untuk Kesetraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dari Badan PBB Urusan Perempuan (UN Women) pada September 2017.
Selain itu juga penghargaan El Sol del Peru atau The Sun of Peru, dengan peringkat Grand Cross dari pemerintah Peru pada Mei 2018.
Dari tempatnya menjabat sebagai duta besar, Retno Marsudi meraih Medali Ridder Grootkruis in de Orde van Oranje-Nassau dari Kerajaan Belanda pada 2015; dan Penghargaan Order of Merit dari Kerajaan Norwegia pada 2011.
(liputan6/PARADE.ID)