Kendari (PARADE.ID)- 700 ratusan massa di Kota Kendari kembali melakukan demonstrasi terkait rencana kedatangan TKA Cina. Aksi yang dilakukan hari ini, datang dari berbagai elemen, di antaranya datang dari mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan (ormas).
Dari mahasiswa misalnya, turun ke jalan karena beralasan merasa menjadi anak di rumah sendiri dengan adanya keinginan mendatangkan TKA.
“Masuknya 500 TKA China merupakan salah satu penindasan atas hak masyarakat lokal untuk bekerja di perusahaan tambang Morosi sehingga kami pada hari ini untuk edisi kedua bersuara akan penindasan tersebut,” kata Sarwan mahasiswa IAIN.
Alasan lainnya mereka turun ke jalan karena ada dugaan untuk kepentingan almarhum Gubernur Sultra dengan kedatangan TKA Cina.
“Kami juga menyangakan adanya kelengahan dari pemerintah daerah dan pusat dalam mengawal masuknya TKA. Hal ini buktikan pada aksi kemarin terdapat tiga TKA Cina yang visanya telah mati pada tahun 2019 kemarin. Hal ini membuat kami turun kejalan menyuarakan atas kejanggalan tersebut,” kata Zulkarnain selaku Ketua HMI Cabang Kendari.
Di tengah-tengah aksi, mereka kedatangan Ketua DPRD Sultra Abdurahman Saleh.
Saleh menyempatkan naik di atas mobil sound sistem. Di atas mobil Saleh mengatakan, bahwa ia selaku Wakil Rakyat DPRD Sultra, beserta Kepala kantor imigrasi Sultra mengaku memberi dukungan kepada seluruh massa aksi.
“Sekaligus untuk datang memastikan atau mengecek visa para TKA. Apakah visa yang digunakan merupakan visa wisata (V 212) atau visa sebagai tenaga kerja (V 312),” demikian katanya.
Pada tempat lain, aksi demonstrasi juga dilakukan oleh Aliansi BEM se-Sulawesi Tenggara. Mereka melakukan demonstrasi di depan kantor imigrasi kelas 1 Kendari untuk memberikan protes dan kritikan atas kejanggalan TKA China yang kedapatan masuk di bumi Anoa dengan visa yang telah habis masa berlakunya.
Elemen yang gabung dalam aksi massa di atas adalah HMI Cabang Kendari, Laskar Pemuda Merah Putih (LPMP), Aliansi Mahasiswa IAIN, Brigade 80, Taman Pemuda dan Mahasiswa Tolaki (TAMALAKI), Kajian sejarah dan adat Tolaki (Karada Tolaki), Gerakan Pemuda Tolaki, dan beberapa organisasi lainnya. Menjelang petang, sebagian massa bubar sebagian tetap berjaga-jaga “menyambut” kedatangan TKA Cina.
(Robi/PARADE.ID)