Jakarta (parade.id)- Ribuan mahasiswa sorot tajam anggaran pendidikan, yang dianggap dipotong oleh Pemerintah karena dampak efisiensi. Mahasiswa yang menyoal itu salah satunya datang dari Aliansi BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah Indonesia (Aliansi BEM PTMAI)
Aliansi BEM PTMAI menuntut agar hal itu tidak terjadi, karena akan berdampak besar keinginan Pemerintah menjadikan Indonesia Emas 2045.
“Sebab kuliah kami akan terancam—kami mempertanyakan di mana letak otak Pemerintah saat ini,” kata Presiden BEM Uhamka, Agus saat orasi, Senin (17/2/2025), di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
“Malah ada Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menurut kami tidak akan bisa mencapai Indonesia Emas 2045,” imbuh Agus.
Mereka tidak terima pendidikan dan kesehatan dijadikan tersier. Mahasiswa desak Pemerintah cabut aturan efisiensi yang berdampak ke pendidikan dan kesehatan.
Mahasiswa lainnya, yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil juga menyorot hal serupa di atas. Meminta agar aturan efisiensi yang berdampak pada pendidikan dan kesehatan dicabut dan atau dibatalkan.
“Kami serukan Presiden Prabowo dalam menanggapi perosalan aksi ini. Jika tidak maka akan ada aksi terus menerus,” dalam pernyataan sikap yang dibacakan perwakilan, Bagas.
Lainnya dalam pernyataan sikap, mahasiswa meminta agar agar pendidikan digratiskan dan ilmiah, cabut PSN bermasalah, wujudkan reforma sejati, tolak RUU Minerba, evaluasi Program MBG, realisasikan pendidikan 20 persen, tolak revisi Tatib DPR.
Koalisi Masyarakat Sipil dari berbagai almamater perguruan tinggi. Ada dari Jakarta dan luar Jakarta.
Aksi mahasiswa disudahi pada malam hari, tidak lama setelah pembacaan sikap.
(Rob/parade.id)