Jakarta (PARADE.ID)- Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI hari ini, Kamis (21/10/2021) melakukan aksi unjuk rasa di silang Monas, tepatnya dekat patung kuda, Jakarta. Aksi ini untuk memperingati dua tahun Presiden Jokowi di periode keduanya.
Dalam aksinya, Koordinator Pusat BEM SI Kaharudin mengatakan bahwa aksi ini digelar sebagai pengingat untuk Presiden Jokowi agar pro kepada rakyat. Bukan sebaliknya.
“Saya melihat tidak ada perbaikan. Kami memperingatkan Presiden Jokowi soal ini,” kata dia, di tengah-tengah aksi.
BEM SI pun membawa beberapa kajian untuk Presiden, dimana kajian itu berisi beberapa hal (bidang) terkini, sebut saja salah satunya soal ekonomi untuk solusinya. Hal itu kata dia, agar ada perbaikan di pemerintahan Jokowi.
Hal lainnya yang disinggung oleh BEM SI ialah soal utang. Selama Presiden Jokowi berkuasa, utang negara menurut dia terus mengalami peningkatan.
“Oleh karena itu kami khawatirkan tumbuh terus di tangan Presiden Jokowi,” tegasnya.
Hal lainnya yang diingatkan oleh BEM SI ialah soal pemberantasan korupsi di tanah air. Menurut dia, sejauh ini pemerintahan Jokowi justru melakukan pelemahan KPK.
Hal itu dapat dilihat dari dipecatnya 58 pegawai KPK melalui tes wawancara kebangsaan (TWK).
“Katanya penguatan, justru pelemahan KPK. Makanya kami beri kajian. Kalau tidak terima kajian kami, maka kami akan kembali (aksi) lagi,” ancamnya.
BEM SI pun mengeluarkan 12 tuntutan (rakyat) dalam aksinya. Di antaranya, menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut Perppu No. 11 Tahun 2021 tentang UU Cipta Kerja Omnibus Law.
Kemudian, massa juga menuntut dan mendesak pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif masih rendah.
Hal lainnya, yakni menuntut dan mendesak pemerintah untuk mengembangkan SDA dan SDM yang ada di dalam negeri tanpa menjadikan utang luar negeri sebagai salah satu sumber pembangunan negara.
Disambut Moeldoko
Tuntutan BEM SI pun disambut oleh pemerintah, dalam hal ini Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko. Moeldoko bahkan mengundang mahasiswa untuk ke kantornya. Membicarakan atau berdialog soal apa yang disampaikan oleh mahasiswa.
“Untuk itu saran saya kepada kalian, mahasiswa untuk datang ke Kantor Staf Presiden (KSP), karena kalau di sini banyak keterbatasan,” serunya, di tengah massa.
Moeldoko mengaku akan senang jika mahasiswa datang. Ia memberikan kesempatan itu. Datangkan perwakilan mahasiswa untuk bertemu dengannya.
Berapa saja yang datang (perwakilan) dipersilahkan olehnya. Pun dari berbagai macam kampus mana saja dipersilahkan olehnya.
“Mari kita berbicara. Nanti saya jelaskan 12 poin yang kalian sampai tadi. Kita akan berdiakusi. Itu akan lebih bagus,” tekannya.
“Tetapi, saya sampaikan bahwa pemerintah memiliki cara-cara yang cukup efektik untuk mengelola feedback dari berbagai pihak,” sambungnya.
Moeldoko mengapresiasi sikap kritis BEM SI. Bagi dirinya, mahasiswa memang harus demikian, karena mahasiswa mewakili suara rakyat.
Aksi BEM SI, kata dia, cukup bagus. Cukup tertib. Tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis.
“Saya juga mengapresiasi pemikiran-pemikiran kalian, mahasiswa sebagai feedback jalannya pemerintahan. Hal itu ditunjukkan adanya 12 poin yang disebutkan tadi,” akunya.
Pantauan parade.id, yang tergabung dalam BEM SI antara lain IMM, Poltek Jakarta, 11 Maret, UNJ, BEM STT NF, BEM UNSOED, BEM FT UNY, Poltekes Tangerang, Poltek Negeri Lampung, Universitas Pelita Bangsa, IT PLN, STEBI, Universitas Sriwijaya, BEM FTIK, Universitas Indraprasasta, Universitas Krisdapayana, dll.
Jumlah massa diperkirakan 450-500 orang. Dipimpin seorang koordinator lapangan yang bernama Alfian dari UNJ. Ia juga Ketua BEM-nya.
Aksi dimulai pada pukul 11.00 WIB dan usai sekitar pukul 17.30 WIB.
(Sur/PARADE.ID)