Jakarta (PARADE.ID)- Yoon Suk-yeol memenangkan pemilihan Presiden (Pilpres) Korea Selatan (Korsel). Kemenangan Yoon ini setelah terhitunh suara masuk 98 persen, dengan selisih 263.000 suara (0,8 persen) dengan Moon.
Yoon sendiri akan menggantikan posisi Presiden Moon Jae-in yang akan habis masa pada Mei 2022.
Kemenangan untuk Yoon (61) ini mengembalikan kaum konservatif kembali berkuasa setelah lima tahun di belantara politik. Demikian dikutip nytimes.com.
Terpilihnya Yoon memungkin akan mengubah agenda progresif presiden saat ini, terutama kebijakannya dalam mencari dialog dan perdamaian dengan Korea Utara.
Sebelumnya, Moon telah bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un tiga kali, meskipun itu tidak menghentikan Kim untuk memperluas program senjata nuklirnya dengan cepat.
Yoon dengan keras mengkritik pendekatan Moon terhadap Korea Utara, serta terhadap China.
Dia bersikeras bahwa sanksi PBB harus ditegakkan sampai Korea Utara benar-benar denuklirisasi. Dan ini adalah ebuah sikap yang lebih sejalan dengan Washington daripada dengan Moon.
Yoon juga menyerukan untuk meningkatkan latihan militer bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat—yang sebelumnya diminimalisir oleh Moon. Sikap ini kemungkinan akan membuat Korea Utara gusar.
“Perdamaian tidak ada artinya kecuali didukung oleh kekuatan. Perang dapat dihindari hanya ketika kita memperoleh kemampuan untuk meluncurkan serangan pre-emptive dan menunjukkan kesediaan kita untuk menggunakannya,” kata Yoon selama kampanye.
Yoon mengatakan dia akan menunjukkan “kejelasan strategis,” dan mendukung Washington. Dia menyebut persaingan antara dua kekuatan besar sebagai “kontes antara liberalisme dan otoritarianisme”.
Yoon adalah mantam jaksa agung di bawah Moon kala itu. Nilai politiknya meningkat di kalangan konservatif Korsel ketika ia mengundurkan diri tahun lalu dan menjadi kritikus ke mantannya (Moon).
(Irm/PARADE.ID)