Riyadh (parade.id)- Mantan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri Global Summit di Riyadh. Di sela-sela kehadirannya, ia bertemu mantan Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Pertemuan saat sarapan bersama itu, SBY mengatakan bahwa keduanya saling melepas rindu dan mengenang kebersamaan di waktu yang lalu, utamanya peran Indonesia dalam kerja sama internasional. “Kebersamaan saya dgn Sekjen PBB bermula ketika jadi tuan rumah COP 13 (Climate Change) di Bali th 2007. Pertemuan itu hampir gagal tapi kami berdua menyemangati delegasi utk terus bernegosiasi. Alhamdulillah, konferensi dilanjutkan & hasilkan ‘Bali Roadmap’ yg bersejarah,” kata SBY, Kamis (1/12/2022), di akun Twitter-nya yang ditandai dengan *SBY*.
Kebersamaan yang lain, SBY melanjutkan, adalah ketika ia mendapatkan amanah dari PBB bersama PM Inggris Cameron & Presiden Liberia Sirleaf untuk memimpin High-Level Panel yang menyiapkan pemikiran dan rekomendasi tentang Sustainable Development Goals (pengganti MDGs yang jatuh tempo pada tahun 2015).
“Pertimbangan utk menjadikan saya sbg Co-Chair High-Level Panel PBB tsb adalah berdasarkan penilaian PBB atas komitmen & kesungguhan Indonesia utk mengatasi perubahan iklim & menjalankan pembangunan yg berkelanjutan.”
1 bulan sebelum mengakhiri tugas sebagau Presiden Indonesia, di UNHQ New York, atas dukungan Sekjen PBB Ban Ki-moon, lantas ia menerima amanah untuk pimpin Global Green Growth Institute (GGGI) yang bermarkas di Seoul, Korsel. “GGGI berorientasi pd pertumbuhan ekonomi yg adil & ramah lingkungan.”
Menurut SBY, hampir semua kebersamaannya dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon adalah tentang bagaimana kerjasama dan kemitraan global dapat dibangun secara efektif agar climate change dapat ditanggulangi dan pembangunan bangsa berorientasi pada sustainable growth with equity.
Perhelatan Global Summit di Riyadh sendiri dikatakan oleh SBY membahas, di antaranya soal Sustainable Travel and Tourism.
(Rob/parade.id)