Jakarta (parade.id)– Paninggahan adalah nagari kecil di Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Nagari ini menarik perhatian media nasional karena merupakan rumah leluhur dari keluarga Muhktar Byna dan Saldi Isra, dua keluarga bisnis dan hukum terkemuka di Indonesia.
Paninggahan yang terletak di Pesisir Pantai Danau Singkarak dan Kaki Bukit Junjung Sirih serta Bukit Batu Agung (jajaran Bukit Barisan di sepanjang Pulau Sumatera) ini dahulunya bagian dari Kecamatan X Koto Singkarak. Namun sejak dimekarkan, Paninggahan serta Nagari Muaro Pingai menjadi pembentuk berdirinya Kecamatan baru yang bernama Junjung Sirih.
Akses keluar nagari ini hanya dua, yaitu jalur darat Paninggahan-Malalo menuju ke Kota Padang Panjang atau Paninggahan-Sumani menuju ke Pusat Kota Solok. Halaman depan Paninggahan adalah danau dan halaman belakangnya seperti dipagari tembok tinggi berlapis-lapis yaitu Bukit Junjung Sirih dan Bukit Batu Agung. Dua Bukit ini memiliki celah terdalam yang menjadi sumber bagi aliran mata air atau Batang Air Paninggahan yang membelah dua Jorong yaitu Subarang dan Parumahan. Batang Air Paninggahan ini menghidupi bagi sebagain besar masyarakat petani dan muaranya menjadi pusat penangkapan ikan bilih yang terkenal itu.
Dalam data BPS, Nagari Paninggahan belum termasuk sebagai nagari yang maju. Beda halnya dengan Nagari Cupak atau Nagari Talang yang masuk kategori maju. Paninggahan masih terbatas pada kategori Nagari berkembang dan tetanganya Muaro Pingai masih tertinggal.
Tak banyak cara bagi masyarakat di Paninggahan untuk menghasilkan uang. Selain Merantau, mata pencaharian masyarakat di sini hanya petani. Ternak sebagai usaha sekunder saja. Pedagang dan pegawai atau pekerja kantoran hanya bisa dihitung dengan jari.
Namun, sejak dilantiknya Profesor Saldi Isra sebagai hakim konstitusi di Mahkamah Konstitusi di Jakarta, Paninggahan sontak menjadi perhatian. Pasalnya, televisi dan media online serta wikipedia yang memuat biodata Saldi menyebut Paninggahan sebagai nagari asal sang profesor.
Namun, sejatinya tak hanya Saldi Isra tokoh terkenal dari nagari ini. Sebelumnya di era 1980-an tertulis di Majalah Tempo pengusaha terkenal di urutan ke 70 di Indonesia adalah putra Paninggahan. Ia bernama Muhktar Byna. Pedagang kaya ini merupakan pengusaha pemilik HPH di Kalimantan. Konon, jaringan bisnisnya erat hubungannya dengan keluarga Cendana.
Berikut sebagian kecil tokoh dari nagari Paninggahan:
Pebisnis:
H Mukhtar Byna Dt Bagindo Majolelo
H Bahar Dt Rajo Bukik
Wilyarman Dt Maninjun
H Nazar Bintang
Bankir:
H Hisyam Sulaiman, MBA
Pengacara
Desmi Hardi, SH, MH
Wartawan
Syahrial Mayus, S.IP, M.Sos
Robigusta Suryanto, S.IP
Dokter
Dr. Nofrizal
Artis
Mak Lepoh
Ipank
Dosen
Prof Masri Mansur
Prof Karnedi
Prof Lukman Roka
Prof Rusti Thaib
Prof Hendra Syarifuddin
DR Romi Nursyam
DR Charles
Ustadz
Buya H Djawaher Arsyad
H Alizar Mayus
Ustadz Narlis ‘Orange’ Nazar
Politisi
H Uncu Natsir
Hj Nursian
Armen Plani
Nazar Bakri
Kamaruzzaman
Demikian sekelumit sumber daya manusia nagari kecil ini. Kini, warga Paninggahan di kampung dan perantauan berlomba-lomba mengejar ketertinggalan nagarinya dari segala sisi. Mereka sepakat ingin memajukan nagarinya dengan falsafah “Saciok bak Ayam, Sadantiang Bak Basi”. *
(Rob/parade.id)