Jakarta (PARADE.ID)- Gegera ada kalimat bodoh ketika memberikan respon terkait dukungan Fahri Hamzah melalui partai Gelora, Muhammad Said Didu pun rela distempel bodoh oleh mantan Wakil Ketua DPR RI tersebut. Sebab ia berpendapat bahwa dukungan Fahri atau Gelora untuk anak presiden Jokowi (penguasa dan masih berkuasa) untuk jabatan politik adalah perwujudan dinasti politik.
“Biarlah saya dan yg berpendapat demikian anda cap sebagai orang bodoh. Selamat dg ‘arah barunya’,” kata Said, baru-baru ini, ketika mengomentari berita di salah satu media dengan judul: “Dituding Dukung Dinasti Politik Anak Jokowi, Fahri Sebut Itu Percakapan Orang Bodoh & Tak Berkualitas” di akun Twitter-nya.
Bagi Said, dinasti politik bisa lewat proses “demokrasi” atau lewat penunjukan.
“Makanya saya katakan saya rela dikatakan bodoh kalau saya berpendapat bhw pengusasa yg mencalonkan keluarganya saat berkuasa adalah perwujudan dinasty politik/kekuasaan,” katanya lagi, ketika mengomentari cuitan Fahri Hamzah.
Menurut Fahri, pertama? hal itu adala teknis di lapangan. Tidak terkait kerajaan atau dinasti. Kedua, dinasti itu menurut dia adalah pewarisan kekuasaan melalui darah.
“Sementara ini kan pemilu. Ada kemungkinan menang dan kalah. santai aja, jangan tegang menghadapi pilkada. Ini demokrasi lokal yang biasa,” responnya.
Dalam tradisi dinasti, menurut dia, pewaris kerajaan tidak mengambil risiko kalah menang. Tetapi dalam Pilkada, peserta Pilkada punya peluang kalah dan menang. Calon mengambil risiko.
“Tapi biar saja orang mengambil resiko. Anak pak jokowi dan anak pak makruf mengambil resiko. Bagus dong.”
(Robi/PARADE.ID)