Jakarta (parade.id)– Integritas data Daftar Pemilih Tetap (DPT) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) jelek, bahkan sampai sekarang. Hal itu disampaikan konsultan kemanan siber sekaligus Founder Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto.
“Seorang teman pernah cerita. Ketika mereka mau merapikan data DPT milik KPU ini, perjuangannya bukan main. Akhirnya tetap ga bisa dilakukan karena dibantai sana sini,” ceritanya, lewat akun Twitter-nya, Selasa (13/2/2024), ketika merespons keluhan salah satu warganet ketika mengecek TPS sesuai dengan DPT-nya.

Ia kemudian memberikan contoh kasusnya. Kasus terkait itu terjadi pada tahun 2020 pada Pilkada di Nabire, yang kemudian dibatalkan MK dan diperintahkan untuk pemilihan ulang.
“Apa yang jadi masalah? Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) lebih banyak dari jumlah penduduk. Gokil ga? Itu yang ketahuan,” tulisnya lagi, sambil menyematkan link berita.
“Di 2022 sih katanya mereka sepakat untuk tuntaskan masalah data pemilih ini. Tapi sepertinya cuma sepakat namun masalah utamanya tetap tak dituntaskan,” imbuhnya, ketika menjawab pertanyaan warganet lainnya.
(Rob/parade.id)