Mojokerto (PARADE.ID)- Yus Aliansyah dari FPI Mojokerto) menyatakan tidak terima dengan adanya upaya oleh segelintir orang yang ingin mereduksi Pancasila menjadi Ekasila dan Trisila. Kita semua tidak akan terima apabila Dasar Negara Pancasila diubah menjadi tiang negara dan nantinya akan dirobohkan oleh orang-orang kelompok komunis.
“Di tengah masalah pandemi Covid 19 saat ini, kita telah dikagetkan oleh gerombolan orang yang ingin merongrong Ideologi Pancasila dengan membuat RUU HIP,” orasinya, ketika melakukan aksi di depan Kantor DPRD Mojekerto bersama ormas-ormas Islam, Kamis (2/7/2020).
Ia mengingatkan kepada siapa pun bahwa jangan gegera adanya RUU HIP komunis bangkit kembali.
“Kita tahu bahwa sejarah telah membuktikan bahwa Komunis telah membunuh para ulama-ulama dan umat Islam di Indonesia. Untuk itu, jangan sampai komunis bangkit lagi di Indonesia,” katanya lagi.
Ia tidak terima jika RUU HIP sekadar hanya ditunda (pembahasannya). Ia ingin agar RUU HIP ini dibatalkan.
“Apabila pemerintah telah menyatakan sikap untuk menunda RUU HIP, kami tetap tidak terima. Karena kami semua meminta bahwa RUU HIP harus dicabut dari Proleknas,” peringatannya.
Menurut Mayor Purn. Kiptono selaku Ketua PPIR Jombang) menyampaikan bahwa kita harus senantiasa mengawal Pancasila hingga darah penghabisan.
“Kita datang di sini semua untuk melaksanakan aksi unjuk rasa, dalam rangka apel siaga menghadapi Komunis. PPIR hadir disini bukan secara keseluruhan, namun hanya perwakilan saja. Tapi kita buktikan kepada DPRD Kab. Mojokerto apakah aspirasi kita dapat diserap dan disampaikan ke Pusat,” ia memperingatkan.
Sementara itu, perwakilan dari Muhammadiyah yang hadir juga mengingatkan agar Pancasila jangan sampai diubah. Pancasila ini amanat para ulama-ulama.
“Kita datang di sini untuk melaksanakan tugas suci yakni untuk membela Pancasila. Jangan sampai Pancasila dapat diubah oleh orang-orang tak bertanggung jawab,” demikian kata dia.
Sebagai anak NKRI, menurut dia, tentunya kita tidak terima apabila Pancasila dapat dengan mudah diotak-atik. Pancasila merupakan dasar Ideologi kita yang mempu menyatukan kita semua.
“Untuk itu, tolak dan cabut RUU HIP. Kami meminta kepada yang membuat RUU HIP untuk ditindak karena merupakan tindak kejahatan.”
Dalam aksinya, pendemo ditemui beberapa anggota dewan, salah satunya dari PKB, yakni bernama Ayni Zuhroh, yang sekaligus Ketua DPRD Kab. Mojokerto. Beliau menyampaikan menerima asprirasi para pengunjuk rasa dan berjanji akan diteruskan ke Pusat.
“Pada intinya kami DPRD Kab. Mojokerto juga menolak RUU HIP, dan kita bersama-sama akan tetap menjaga Pancasila,” responnya.
Tokoh-tokoh yang hadir dalam aksi tersebut antara lain: Mayor Purn. Kiptono (Ketua PPIR Jombang), Arif Wijaya (Ketua Jatiwuni Mojokerto), Koenadi (Sekretaris Pemuda Pancasila Kota Mojokerto), Habib Abidin (Ketua FPI Kota Mojokerto), H. Ahmad AS (Sekretaris FPI Kab. Mojokerto), dan Hendrawan (PA 212 Kota Mojokerto). Juga ada M. Yunus Anis (Amir JAS Mojokerto), Yan Aditya Pratama (Ketua Medan Mojokerto), Mas Al Romli, S.Sos (Muhammadiyah), Tatik (UMMI Mojokerto), serta Mahrozi (KOKAM). Masing-masing perwakilan sempat melakukan orasi, yang pada intinya mereka semua menolak dan minta RUU HIP dibatalkan.
Pengunjuka rasa diterima oleh beberapa anggota dewan dan aparat setempat, yakni: Ayni Zuhroh (Ketua DPRD Kab. Mojokerto), Subandi p(Wakil Ketua DPRD Kab. Mojokerto), AKBP Deddy Supriadi, SIK, MIK (Kapolresta Mojokerto), AKBP Dony Alexander, SIK, MH (Kapolres Mojokerto), dan Letkol Inf. Dwi Mawan Susanto, SH (Dandim 0815 Mojokerto).
Aksi massa diperkirakan berjumlah 200-an orang. Mengatasnamakan Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI Mojokerto Raya.
(Verry/PARADE.ID)