Jakarta (parade.id)- Ekonom senior yang juga aktivis senior Rizal Ramli hadir di aksi AASB 10 Agustus 2023 di sekitar patung kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. Rizal sempat berorasi–menyuarakan penolakannya terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Dalam orasinya, ia mengatakan bahwa aksi AASB ini merupakan gerakan buruh untuk menjalankan amanat penderitaan rakyat (Ampera).
“Sebab aspirasi yang disampaikan saat ini tidak hanya mewakili kita, buruh, melainkan orang banyak. Betul-betul menjalankan Ampera,” kata dia.
Bagi Rizal, UU Cipta Kerja merupakan pintu masuk perbudakan modern. Sebab tak jauh beda dengan masa kolonial dahulu di mana rakyat dipaksa kerja tetapi tidak meningkatkan kesejahteraannya.
“UU ini adalah model UU perbudakan modern karena pekerja tidak ada jaminan kerja. Tidak ada jaminan kesehatan. Ini adalah perbudakan modern. Rezim jokowi menjalankan perbudakan modern. Kita tidak ada harapan menjalani kehidupan ini,” terang Rizal.
Alasan menjadikan Cipta Kerja–sebagai Perppu karena kegentingan memaksa tidak demikian adanya, karena ekonomi Indonesia tumbuh. Rizal mengatakan alasan itu mengada-ada.
Pun dengan adanya Cipta Kerja yang katanya dapat memperbaiki birokrasi bagi UMKM, justru kata Rizal sebaliknya. UMKM malah makin ribet yang berpotensi menyogok.
Hal lain, Cipta Kerja yang akan menaikkan investasi pun sebaliknya. Tidak ada kecuali di sektor pertambangan negara.
Adanya Cipta Kerja juga menurut Rizal, telah membuat banyak kemiskinan. Cipta Kerja ini kejam.
“Ngaku negara Pancasila tetapi upah buruh lebih rendah. Jokowi sama saja mengajak kita untuk miskin berjemaah. Itulah mengapa UU ini harus dicabut,” kata dia.
Untuk mencabutnya, kata Rizal, tidak hanya dengan aksi unjuk rasa ataupun melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Ada cara pamungkas untuk mencabut atau membatalkan UU Cipta Kerja ini.
Jalan pamungkas itu kata dia adalah dengan menghapus Presidential Threshold (PT) 20 persen menjadi nol persen. Arahnya agar banyak calon pemimpin–perubahan yang kemudian bisa menghapus UU Cipta Kerja.
Tidak hanya UU Cipta Kerja, dengan dampak perubahan, IKN yang disebut Rizal proyek abal-abal, juga bisa dibatalkan, kalau PT 20 dihapuskan.
Jokowi Gagal
Rizal Ramli menilai Jokowi telah gagal mencerdaskan rakyatnya selama menjadi presiden. Jokowi kata dia, selain itu, dituding telah berlaku banyak kebohongan (berkali-kali).
“Jokowi telah memperbodoh rakyat. Jokowi meningkatkan kekayaan oligarki. Jokowi di hatinya tidak ada rakyat. Tampang doang yang merakyat. Di hatinya hanya cukong dan oligarki. Jokowi bikin rakyat lebih susah. Masak pemimpin begini dipertahankan,” kata dia tegas.
“Berbeda dengan Soeharto dan Gusdur, hatinya ada rakyat,” sambungnya.
Jokowi, kata Rizal, juga berpeluang KKN. Rizal mengatakan itu dengan memberikan contoh anak dan mantunya yang menjadi pejabat negara. Dia, Jokowi, membangun politik dinasti keluarga tanpa malu.
“Maka inkonstitusional Jokowi ada dan banyak. Hukum pun rusak. Hnya jadi alat. Dengan pelanggaran konstitusional itu, tidak ada cara lain selain menyudahi secepat-cepatnya agar kita bisa mencegah kerusakan ke depannya,” pungkasnya.
Tergabung dalam Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB): SPN, FSP LEM SPSI, SBSI 92, Serikat Buruh Merdeka (SBM), Serikat Buruh dan Pekerja Pemuda Mandiri (SB-PPM), SGBN, FSP Farkes, FNPBI, ASPEK Indonesia, FSBMM, GBSI, Federasi Pekerja Industri (FPI), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Koalisi Buruh Sawit (KBS), ARM, FBTPI, Gabungan Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (GOBSI), PPMI, Bang Japar FI, HMI Cabang Jakarta Pusat-Utara, GMKI, LMND, UI Watch, GMNI, dan lain-lain.
Ribuan massa datang dari banyak tempat selain Jabodetabek, seperti dari Surabaya, Sidoarjo, Banten, Brebes, Bandung, dan lain-lain.
(Rob/parade.id)