Jakarta (PARADE.ID)- BUMN, bukanlah Badan Usaha Milik Nenek moyang, melainkan BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara. Demikianlah mantan Sekretaris KemenBUMN Muhammad Said Didu mengingatkan kalimat, yang konon kalimat (kepanjangan) itu dari MenBUMN Erick Tohir sendiri.
“Selamat “berbagi” – beberapa waktu lalu Bpk Menteri BUMN pak @erickthohir menyatakan bhw BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara – bukan Badan Usaha Milik Nenek Moyang Lho. Faktanya ?” cuitannya, ketika mengomentari berita di salah satu media dengan judul: “Editorial: Pentingnya Perubahan Paradigma Mendasar Pengelolaan BUMN“, Minggu (19/7/2020).
Said menilai, jika hal itu benar terjadi pada BUMN saat ini, maka sungguh tega pihak-pihak terkait di dalamnya.
“Sampai seberapa jauh rasa tega klean hancurkan BUMN ?” tanyanya.
Hancur, menurut Said BUMN jika seperti ini. Ia pun mempertanyakan sebab apa yang sebenarnya terjadi BUMN belakangan ini.
“Ancoorrrr. Bagaimana kok bisa seperti ini ? Semua jadi ancoooorrrrr.”
Ketika Said mengomentari berita di salah satu itu, ada narasi yang dituliskan oleh akun media tersebut di Twitter-nya, dengan bunyi:
“Kini rebutan jabatan di BUMN tak lagi terjadi diam-diam, tapi sudah terang-terangan di hadapan publik.
Presiden Joko Widodo tak bisa lagi memperlakukan jabatan direksi dan komisaris BUMN sebagai hadiah politik untuk para pendukungnya.”
Bila diamati, ada sebuah nama yang ikut “meminta jatah” kepada Menteri Erick. Dia diduga adalah salah satu kader partai, yang menurut Erick sudah cukup orang-orangnya mendapatkan “jatah”.
(Robi/PARADE.ID)