Sabtu, Juni 7, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Opini

Setelah Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid: Apa Agenda Kita?

redaksi by redaksi
2020-07-19
in Opini
0

Dok: theprint.in

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Pada Jumat, 10 Juli 2020, Pengadilan Tinggi Turki memutuskan untuk mengembalikan status Hagia Sophia (Ayasopfya) sebagai masjid. Keputusan itu sekaligus membatalkan Dekrit Pemerintah Kemal Attaturk tahun 1934 yang mengubah status Hagia Sophia dari masjid menjadi museum.  Dengan itu, maka penggunaan Hagia Sophia dalam bentuk apa pun selain masjid, secara hukum tidak sah.

Keputusan Pengadilan Turki itu sesuai dengan amanah Sultan Muhammad al-Fatih yang pada tahun 1453 merebut Kosntantinopel dan mengubah namanya menjadi Istanbul. Hagia Sophia pun diubah menjadi masjid.

Related posts

Pembagian Peran yang Jelas di Dalam Sistem Transportasi Nasional Perkeretaapian sesuai UU

Pembagian Peran yang Jelas di Dalam Sistem Transportasi Nasional Perkeretaapian sesuai UU

2024-12-30
Kekuatan Gerakan Lapangan adalah Kunci Kemenangan

Kekuatan Gerakan Lapangan adalah Kunci Kemenangan

2024-11-30

Keputusan Pengadilan Tinggi Turki itu disambut antusias dan rasa syukur di berbagai kalangan umat Islam Indonesia. Sebagian kemudian mengangkat harapan akan kembalinya kejayaan Islam sebagai pemimpin dunia, seperti di masa Muhammad al-Fatih. Di media sosial juga terbaca berbagai tulisan tentang kejayaan Islam di masa khilafah, sekaligus harapan akan kembalinya khilafah, sehingga umat Islam akan berjaya kembali.

Tentu saja, kembalinya Hagia Sophia sebagai masjid merupakan satu momentum penting dalam lintasan sejarah Islam.  Peristiwa itu mengingatkan kita pada kehebatan seorang Sultan Muhammad al-Fatih atau Sultan Muhammad II, yang memimpin Daulah Turki Utsmani pada usia belia.

Perlu dicermati bahwa yang dipuji oleh Rasulullah ﷺ adalah “sosok pemimpinnya”. Dalam lintasan sejarah, khilafah Islamiyah pernah mengalami kejayaan – seperti di masa al-Khulafa’ al-Rasyidun dan banyak khalifah lainnya – dan juga pernah mengalami keterpurukan bahkan kehancuran, seperti di masa awal Perang Salib, kejatuhan Baghdad oleh Mongol, dan penjarahan Palestina oleh Zionis Yahudi.

Faktor-faktor kejayaan dan kejatuhan khilafah dalam sejarah Islam perlu dianalisis dengan cermat agar kita tidak salah strategi dan langkah dalam mewujudkan kebangkitan umat Islam. Sebagai lembaga politik Islam, khilafah memiliki sistem yang unik, yang berbeda dengan sistem politik lainnya. Para ulama Islam telah banyak membahas hal ini dalam kitab-kitab mereka. Intinya, khilafah mengakui kedaulatan Allah SWT dalam menentukan nilai dan sistem kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara.

Sebagai satu sistem pemerintahan yang bersifat sentralistik – kekuasaan terpusat di satu tangan (khalifah) – maka kualitas seorang khalifah sangat menentukan. Sistem ini mirip dengan kerajaan dan kekaisaran. Dalam sistem semacam ini, negara akan cepat baik jika kepala negaranya baik. Sebaliknya, negara akan cepat hancur jika kepala negaranya buruk kualitasnya.

Intinya: Pendididikan

Karena itu, dalam kaitan dengan kejayaan Turki Utsmani di masa kepemimpinan Muhammad al-Fatih,  maka lihatlah kualitas pemimpin atau khalifahnya. Dan itu adalah Muhammad al-Fatih.  Tapi, jangan hanya berhenti pada kehebatan seorang al-Fatih ketika memimpin penaklukan Konstantinopel.

Lebih penting lagi, lihatlah proses pendidikannya. Bagaimana Muhammad al-Fatih menjalani proses pendidikan yang hebat sehingga menjadi pribadi dan pemimpin hebat. Muhammad al-Fatih tidak begitu saja tiba-tiba turun dari langit, laiknya seorang ‘Superman’ menjelma menjadi manusia hebat karena mendapat “jimat” tertentu!

Dalam buku “Pendidikan Islam, Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045” (Depok: YPI at-Taqwa, 2018), saya menulis bab khusus tentang Pendidikan Muhammad al-Fatih.

Kunci sukses pendidikan, menurut Ibrahim ibn Isma’il al-Zarnuji, dalam Kitabnya, Ta’lim al-Muta’allim,  terletak pada kesungguhan tiga pihak: yaitu guru, murid, dan orang tua.  Hal ini terlihat dalam proses pendidikan Muhammad al-Fatih.

Ayah Muhammad al-Fatih (Sultan Murad II) sangat peduli memilih guru yang hebat untuk anaknya.  Mereka adalah Syeikh Ahmad ibn Ismail al-Kurani dan Syeikh Aaq Syamsuddin. Dialah ulama besar yang mendidik Muhammad al-Fatih dengan adab dan ilmu yang tinggi. Syeikh Aaq Syamsuddin menguasai berbagai bidang ilmu, baik ulumuddin maupun ilmu kedokteran.

Sang guru, disamping memberikan ilmu kepada muridnya, juga memberikan motivasi dan mendoakan keberhasilan muridnya dengan sungguh-sungguh, khususnya saat proses penaklukan Konstantinopel. Yang sangat ditekankan adalah “mujahadah ‘alan nafsi”, agar Muhammad al-Fatih memiliki jiwa yang bersih, seperti zuhud, ikhlas, dan jauh dari sikap sombong.

Jika ditelaah, pendidikan yang diterima oleh Muhammad al-Fatih memang bertumpu kepada proses penanaman adab dan kesungguhan dalam meraih ilmu. Adab terhadap ilmu dijalankan dengan sungguh-sungguh, diaplikasikan dalam bentuk penanaman nilai-nilai kebaikan, khususnya pemahaman terhadap Allah, diri, hakikat dunia dan akhirat.

Muhammad al-Fatih sukses menjalani mujahadah ala al-nafsi, sehingga jihad secara fisik yang dilakukannya menampakkan keagungannya. Proses pendidikan yang dijalani oleh Muhammad al-Fatih itu sama dengan proses yang dijalani oleh para sahabat Nabi Muhammad ﷺ, dan juga pernah dijalani oleh Shalahuddin al-Ayyubi dan generasi sezamannya.

Jadi, menerapkan Pendidikan yang Benar dan Tepat! Inilah saat ini agenda kita yang terpenting. Tujuannya, agar kita bisa melahirkan generasi gemilang yang nantinya akan mengisi masjid  kita,  sekolah kita, kampus kita, rumah sakit kita, partai politik kita, dan institusi-institusi kita lainnya.

Jika pendidikan kita gagal melahirkan generasi hebat seperti generasi Muhammad al-Fatih, maka institusi-institusi peradaban Islam – termasuk institusi negara kita – akan berujung pada keterpurukan. Mungkin namanya saja yang masih menggunakan ”Islam”, tetapi isinya kosong dari nilai-nilai Islam!

Semoga kita sukses menerapkan pendidikan yang benar, sehingga kita menang (QS 91:9-10)!  Aamiin.

(Depok, 14 juli 2020).

*Dr. Adian Husaini, Pimpinan Pondok Pesantren At-Taqwa- Depok

Tags: #AdianHusaini#HagiaSophia#Islam#Kolom
Previous Post

KPK Gelar Koordinasi dan Supervisi Penanganan Perkara Korupsi di Aceh

Next Post

Tito Karnavian: Pilkada Momentum Menggerakkan Penanganan Covid-19

Next Post
Tito Karnavian: Pilkada Momentum Menggerakkan Penanganan Covid-19

Tito Karnavian: Pilkada Momentum Menggerakkan Penanganan Covid-19

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menbud Fadli Ditunjuk Jadi Ketua Dewan GTK oleh Prabowo, Ini Tugasnya

2025-06-06
Kebijakan Efisiensi Pemerintah Penyebab Karyawan Hotel [Banyak] Di-PHK

Kebijakan Efisiensi Pemerintah Penyebab Karyawan Hotel [Banyak] Di-PHK

2025-06-03

Forum Purnawirawan TNI Surati DPR, Minta Gibran Dimakzulkan

2025-06-03
Ribuan Anak Muda Indonesia “Lari Sejauh Gaza”, Tunjukkan Solidaritas untuk Palestina

Ribuan Anak Muda Indonesia “Lari Sejauh Gaza”, Tunjukkan Solidaritas untuk Palestina

2025-05-31
Jambore Pramuka 2025 Usung Misi Islam Damai

Jambore Pramuka 2025 Usung Misi Islam Damai

2025-05-30
Ketum BMI Desak Presiden Prabowo Tindak Tegas Pengibar Bendera Bintang Kejora

Ketum BMI Desak Presiden Prabowo Tindak Tegas Pengibar Bendera Bintang Kejora

2025-05-29

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Kebijakan Efisiensi Pemerintah Penyebab Karyawan Hotel [Banyak] Di-PHK

    Kebijakan Efisiensi Pemerintah Penyebab Karyawan Hotel [Banyak] Di-PHK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dugaan Illegal Logging dan Alih Fungsi Lahan Ancam Hutan Lindung Gunung Halimun Salak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Anak Muda Indonesia “Lari Sejauh Gaza”, Tunjukkan Solidaritas untuk Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Forum Purnawirawan TNI Surati DPR, Minta Gibran Dimakzulkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menbud Fadli Ditunjuk Jadi Ketua Dewan GTK oleh Prabowo, Ini Tugasnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In