Jakarta (PARADE.ID)- NTT Ltd., penyedia layanan teknologi global terdepan dunia, telah meluncurkan 2020 Global Threat Intelligence Report (GTIR). Dalam laporan tersebut, NTT Ltd. mengungkapkan pola kejahatan siber saat ini.
Menurut NTT Ltd., meskipun organisasi berupaya untuk memperkuat pertahanan siber mereka, para penyerang akan terus berinovasi lebih cepat dari sebelumnya. Para peretas juga mengotomatisasi serangan mereka.
Data penyerangan mengindikasikan bahwa lebih dari setengah (55 persen) serangan pada 2019 adalah kombinasi dari serangan aplikasi-web dan aplikasi tertentuk, naik 32 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara 20 persen serangan menargetkan CMS suites dan lebih dari 28 persen menargetkan teknologi yang mendukung situs web.
Untuk organisasi-organisasi yang lebih mengandalkan situs web mereka selama pandemi virus Corona (Covid-19)—seperti portal pelanggan, situs ritel, dan pendukung aplikasi web—lebih berisiko karena menyingkap diri mereka melalui sistem dan aplikasi, di mana para penjahat siber telah menargetkannya.
Matthew Gyde, President and CEO Security division dari NTT Ltd., mengatakan, “Krisis global saat ini telah menunjukkan kepada kita bahwa penjahat siber akan selalu mengambil keuntungan dari situasi apa pun, dan untuk itu organisasi harus siap untuk menghadapinya.”
Lebih lanjut, Matthew menyatakan bahwa pihaknya telah melihat peningkatan jumlah serangan ransomware pada organisasi layanan kesehatan. Matthew pun memperkirakan hal ini akan memburuk.
Ia pun mengimbau, “Untuk saat ini, sangat penting untuk memperhatikan keamanan yang melindungi bisnis kalian; memastikan kalian memiliki pertahanan siber dan memaksimalkan efektivitas dari inisiatif-inisiatif secure-by-design.”
(uzone/PARADE.ID)