New York (PARADE.ID)- Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena analisis positif tentang obat antivirus Gilead Sciences Inc untuk mengobati COVID-19 membantu menenangkan kekhawatiran investor atas rekor kenaikan kasus virus corona di Amerika Serikat, dan ketika saham keuangan melonjak.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 369,21 poin atau 1,44 persen, menjadi ditutup pada 26.075,30 poin. Indeks S&P 500 meningkat 32,99 poin atau 1,05 persen, menjadi berakhir di 3.185,04 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 69,69 poin atau 0,66 persen, menjadi 10.617,44 poin.
Nasdaq membukukan rekor penutupan tertinggi keenam dalam tujuh hari terakhir, tetapi indeks Dow maupun S&P 500 berkinerja buruk membalikkan tren baru-baru ini.
Untuk minggu ini, Dow naik satu persen, S&P 500 naik 1,8 persen dan Nasdaq melonjak 4,0 persen.
Indeks keuangan S&P 500 naik 3,5 persen, memimpin kenaikan sektoral dan memberi S&P 500 dorongan terbesarnya. Saham Bank of America Corp melonjak 5,5 persen, Citigroup Inc melambung 6,5 persen dan JPMorgan Chase & Co naik 5,5 persen menjelang hasil keuangan mereka minggu depan, yang akan menandai awal dari musim pendapatan kuartal kedua.
Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di Bank Wealth Management AS di Seattle, mengatakan ada rotasi “dari pemenang menjadi penghambat” dalam perdagangan Jumat (10/7/2020), menjelang laporan keaungan kuartalan.
Amerika Serikat mencatat peningkatan satu hari terbesar dalam infeksi baru COVID-19 secara global untuk hari kedua berturut-turut pada Kamis (9/7/2020), memaksa orang Amerika untuk mengambil tindakan pencegahan baru. Beberapa negara bagian telah membatalkan rencana pembukaan kembali.
Remdesivir Gilead secara signifikan meningkatkan pemulihan klinis dan mengurangi risiko kematian pada pasien COVID-19, data tambahan dari penelitian tahap akhir menunjukkan. Saham produsen obat itu naik 2,2 persen ketika mengatakan temuan itu membutuhkan konfirmasi dalam uji klinis.
“Semacam itu meredam beberapa kekhawatiran yang telah terbangun selama beberapa hari terakhir seputar peningkatan kasus virus di negara-negara bagian selatan,” kata Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior untuk Allianz Investment Management di Minneapolis, dikutip dari Reuters.
Keuntungan keseluruhan untuk perusahaan-perusahaan S&P 500 diperkirakan turun lebih dari 40 persen pada kuartal kedua, yang akan menjadi penurunan laba triwulanan terbesar sejak krisis keuangan, menurut data IBES dari Refinitiv.
Kasus-kasus virus corona pertama di Amerika Serikat diidentifikasi pada Januari dan dalam beberapa minggu banyak ekonomi ditutup untuk memperlambat penyebaran, melemparkan jutaan orang Amerika ke dalam pengangguran. Perusahaan di berbagai industri telah berurusan dengan akibatnya sejak itu.
Carnival Corp melonjak 10,8 persen setelah operator kapal pesiar itu mengatakan berencana untuk melanjutkan operasi secara bertahap dan akan beroperasi dengan armada yang lebih kecil saat kembali.
Netflix Inc terangkat 8,1 persen setelah Goldman Sachs menaikkan target harga pada saham layanan streaming video tersebut.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 9,57 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,93 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
(Antara/PARADE.ID)