Jakarta (PARADE.ID)- Rencana pemberian nama jalan tokoh sekuler Turki, Mustafa Kemal Ataturk di wilayah DKI Jakarta menuai kontroversi. Ataturk dinilai tidak pantas dijadikan nama jalan karena salah satunya dianggap diktator.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh pemuka agama Islam, ustaz Hilmi Firdausi.
“Sy menolak nama tokoh sekuler ini dijadikan nama jln di Jkrta. Org ini sgt dibenci muslimin krn seorg diktator, merubah masjid jd museum, menutup skolah2 agama, mengganti adzan, melarang jilbab dll,” kata dia, belum lama ini, di akun Twitter-nya.
“Tdk adakah tokoh lain ? Mhn hargai perasaan ummat Islam,” sambungnya.
Selain pemuka agama yang memberikan komentar soal rencana itu, ada dua politisi yang juga ikut memberikan komentar, yakni Fadli Zon dari Gerindra dan Hidayat Nur Wahid dari PKS.
Fadli juga tampaknya menolak pemberian nama jalan dengan nama Ataturk. Ia mengusulkan nama lain.
“Sy usul namanya Jalan Fatih Sultan Mehmet II,” timpal cuitan ustaz Hilmi.
Pun dengan politisi PKS, Hidayat Nur Wahid, ia tampak menolaknya. Bahkan mengimbau kepada pejabat DKI Jakarta, dalam hal ini Wakil Gubernur Ariza Patria untuk memperhatikan respons penolakan tersebut.
“Harusnya Wagub @ArizaPatria, memperhatikan respons Rakyat al dg cuitan2 thd wacana menjadikan Kemal Pasya Ataturk sbgmn nama jalan di Jakarta. Mayoritas mutlak mereka MENOLAK,” kata dia.
Hubungan baik antara Turki dan Indonesia yang sudah baik ini, menurut dia harusnya ditingkatkan. Jangan justru dicederai dengan wacana kontroversial seperti ini.
Sekjen PBNU, Helmy Faishal juga ikut berkomentar. Tentang rencana pemberian nama jalan protokol Jakarta dengan nama tokoh pembaharu Turki, menurutnya justru jauh lebih bijaksana jika menggunakan nama tokoh Betawi yang menginspirasi.
“seperti: Guru Manshur (Jembatan Lima), Guru Mughni (kuningan) & Guru Marzuki (Cipinang). Setuju?” cuitannya.
Sebelumnya, Duta Besar Republik Indonesia di Ankara, Muhammad Iqbal, mengatakan Indonesia berencana mengganti nama salah satu jalan di daerah Menteng dengan nama tokoh sekuler Turki, Mustafa kemal Ataturk.
Ia mengaku sudah meminta komitmen dari pemerintah DKI Jakarta untuk pemerintah memberikan nama jalan dengan founding fathernya Turki di Jakarta. Demikian dikutip cnnindonesia.
Sebelumnya itu juga, pemerintah Turki akan memberi nama jalan di depan KBRI Ankara dengan nama “Ahmet Soekarno,” yang merupakan salah satu Bapak Bangsa Indonesia.
Namun, pemerintah Turki disebut ingin memberikan nama jalan dengan saling balas. Sehingga, KBRI Ankara mengusulkan nama tokoh Turki untuk salah satu nama jalan di Jakarta.
(Sur/PARADE.ID)