Jakarta (parade.id)- Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Pembukaan Muktamar ke-18 Pemuda Muhammadiyah, Rabu (22/2/2023), di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dalam sambutannya, presiden mengawali dengan menaruh harapan besar kepada Pemuda Muhammadiyah untuk menghasilkan agenda besar dan langkah-langkah besar.
“Mengapa? Pertama karena Muhammadiyah adalah nama besar. Brand besar. Organisasi, pelopor, pembaruan Islam di Indonesia,” ujar presiden.
Kedua, terkait jumlah pemuda yang sekarang ini menurutnya sangat besar. Dimana struktur demografi Indonesia sekarang ini didominasi oleh anak muda.
Presiden menyebut bahwa tahun 2023 jumlah penduduk kita sudah 280 juta. Pemudanya, untuk usia 15-30 sudah di angka 66,3 juta.
“Oleh sebab itu ke depan, yang namanya pemuda ini sangat-sangat penting sekali bagi negara kita, karena bonus demografi yang kita dapatkan jangan sampai menjai beban tetapi mestinya menjadi modal kita untuk melompat maju menjadi negara yang adil, makmur, dan berkemajuan. Indonesia maju,” terangnya.
Kalau bonus demografi ini betul-betul tidak kita garap dengan baik, kata presiden, ini akan menjadi beban kita semua. Pembangunan SDM ini pun menurutnya menjadi sesuatu yang sangat penting.
“Dan kalau saya melihat, kenapa Korea Selatan, Taiwan, Jepang, bisa meloncat, melompat maju. Dan ada di negara lain di Amerika Latin, banyak negara di Amerika Latin, dari tahun 50-an, 60-an sudah menjadi negara berkembang tetapi sekarang juga tetap menjadi negara berkembang. Saya lihat secara ril apa sebabnya,” pengakuan presiden.
Ternyata kata presiden mereka memiliki barang, memiliki produk yang dihasilkan oleh SDM-SDM mereka yang menyebabkan negara lain tergantung pada dia. Jadi, menurutnya, dengan SDA yang banyak, negara-negara di Amerika Latin tetap terus menjadi negara berkembang.
Namun kata presiden, kita tidak mau seperti itu. Dimana kita sekarang negara berkembang tetapi keinginan untuk menjadi negara maju itu, harus. Kata presiden dengan cara apa pun, harus.
“Oleh sebab itu kita juga harus memiliki produk, barang yang negara lain tergantung pada kita. Dan bahan-bahan mentahnya ada di Indonesia semuanya, yaitu sering saya sampaikan EV battery. Baterai mobil listrik, yang nantinya ekosistem ini akan menjad ekosistem besar—jadi produsen mobil listrik, karena nikel kita punya, tembaga kita memiliki, timah kita memiliki, bauksit kita memiliki, semua komponen yang dibutuhkan mobil listrik ada semuanya di Indonesia,” jelasnya.
Untuk itu dibutuhkan mengintegrasikannya sehingga kata dia kita mendapa nilai tambah yang yang berlipat-lipat.
“Jangan sampai berpuluh-puluh tahun bahkan sejak VOC yang selalu kita eksspor itu selalu bahan mentah sehingga nilai tambahnya selalu kita tidak punya,” cetus presiden.
(Rob/parade.id)