Jakarta (PARADE.ID)- Infografis ini dibuat oleh BPS.
Perhatikan dengan seksama. Jangan bertengkar. Fokus saja dengan memperhatikan grafik. Angka2 ini dikeluarkan oleh lembaga negara, resmi. BPS.
Adalah fakta, pertumbuhan ekonomi kita itu sejak awal 2019, hingga akhir 2019, terus turun, menyentuh angka 4%. Bahkan sebelum krisis pandemi, sudah begitu. Jangan dibalik argumennya. Nanti krisis ini jadi pembenaran.
Meski ini cuma angka2, tapi itu sebenarnya pesan yang jelas sekali: kita itu tidak kemana2, dan begitu2 saja, malah terus menurun. Ternyata, tidak se-spesial itu toh? Sama saja. Bahkan lebih rendah.
Maka semoga, pemerintahan sekarang mau bercermin. Minimal ayolah, lihat angka2 ini. Lantas melakukan sesuatu. Yang benar2 kongkrit. Ayolah, bekerja sedikit jenius. Bukan cuma kerja, kerja, kerja. Itu tugas kalian, sudah diberi gaji toh? Saya tahu, jadi pemerintah itu tidak mudah, tapi ssst, bukankah kalian sendiri dulu yang berebut? Menjanjikan banyak hal? Saking penginnya berkuasa, lihat, anak, menantu, keluarga, semua pengin berkuasa.
Ternyata, tidak mudah toh? Tidak semudah janji2 kalian saat minta dipilih. Dan jangan lupa satu lagi, dengan situasi yang terus menurun, utang negara ini telah membengkak dua kali lipat lebih.
Rileks, buat kalian yang mau ngamuk2 baca postingan ini, ketahuilah, meski saya nyinyir dengan pemerintahan, sy ini peduli dengan negara ini. Sebagai penulis, saya tetap produktif merilis buku sekacau apapun ekonominya, sekacau apapun perlindungan hukum atas buku2 saya yang dibajak. Tahun 2020 ini sy sudah merilis 2 buku, menyusul 7 lainnya jika lancar proses produksinya.
Dengan sy terus merilis buku, maka konsumsi masyarakat atas buku2 Tere Liye minimal bisa dijaga. Itu jelas kontribusi ke GDP negara (meski hanya nol koma nol nol nol nol nol sekian). Dan lebih penting lagi, pajak atas buku2 ini terus bisa ditarik oleh pemerintah. Misal, angkanya sekian milyar, lumayan sekali buat pemasukan negara.
Tidak apalah, meski jutaan buku2 BAJAKAN saya dijual bebasnya di Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak, pameran2, stand buku, toko2 buku fisik di seluruh negeri ini. Mau gimana lagi, berharap ke penegak hukum di negeri ini? Itu sih ngimpi. Jadi lebih baik tetap produktif. Syukur2, besok2 pembaca sendiri yg sadar, dan berhenti beli bajakan.
Ayo, buat yang mau ngamuk2 tidak terima postingan ini, juga buat yg mau maki2 ke negara, mari fokus produktif. Kita bantu negara ini. Mau setan, mau malaikat yg jadi pemerintahannya, nasib negara ini tetap tergantung ke kita. Tetap bekerja dgn giat, tetap produktif, itu semua berkontribusi ke angka GDP. Dengan produktif, penghasilan kita semoga tetap terjaga, konsumsi kita terjaga, GDP ikut oke punya.
Terakhir,
Buatlah di selembar kertas. Bikin dua kolom. Di kolom kiri tuliskan: ‘berapa uang yg saya berikan ke negara ini, pajak, dll’, di kolom kanan tuliskan: ‘berapa uang yang diberikan negara ke saya, gaji, tantiem, bansos, dll’. Sungguh, bahkan jika kalian hanya pedagang bakso, pedagang cilok, jika kolom kiri kalian lebih besar dibanding kolom kanan, itu sebuah prestasi keren. Bukan sebaliknya, jabatannya hebat sekali, kemana2 naik pesawat kelas bisnis, nginap di hotel bintang 5, dikawal, tapi pas lihat perbandingan dua kolom ini. What? Hasilnya kok minus?
*Novelis, Tere Liye