Jakarta (PARADE.ID)- PT Angkasa Pura II (Persero) menerapkan tiga protokol keamanan secara beriringan dalam menghadapi era New Normal pasca pandemi Covid-19. Ketiga protokol tersebut adalah Physical Security, Bio-Security, dan Cyber Security.
Seperti diketahui sektor penerbangan nasional termasuk infrastruktur kritis yang memiliki peran penting dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi global Covid-19.
Seluruh protokol kesehatan terkait bio-security dijalankan di bandara-bandara PT Angkasa Pura II, sesuai dengan surat edaran atau peraturan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan.
Di saat bersamaan, PT Angkasa Pura II juga meningkatkan aspek keamanan (physical security) guna pencegahan Covid-19 di seluruh bandara yang dikelola perseroan.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan di saat situasi normal, keamanan di bandara hanya fokus pada ancaman kriminalitas, terorisme, dan ancaman lainnya.
“Aspek keamanan bandara fokus melakukan keamanan secara fisik,” kata Muhammad Awaluddin dilansir situs AP II, Jumat (10 Juli 2020).
Di saat situasi biasa, kata dia, personel di bandara menjaga akses publik dan akses terbatas di bandara (Access Protection) hingga melakukan pemeriksaan terhadap calon penumpang pesawat guna memastikan tidak ada benda berbahaya di pesawat (Security Screening) serta melakukan profiling untuk menemukan ancaman (Profiling Intelligence).
Selanjutnya, kapasitas keamanan bandara diperluas dengan dijalankannya Bio-Security. Menurut Awaluddin, Bio-Security di bandara memastikan protokol Covid-19 seperti adanya jaga jarak (Physical Distancing), pengawasan terhadap kesehatan (Health Screening), menyediakan fasilitas yang dapat berjalan tanpa sentuhan (Touchless Processing), memastikan kebersihan (Cleanliness & Sanitizing).
“Hingga memastikan kesehatan karyawan (People Protection),” ujarnya.
Sistem Terintegrasi
Physical Security dan Bio-Security tidak akan bisa berjalan dengan sempurna tanpa dukungan Cyber Security. Awaluddin mencontohkan, misalnya, ketergantungan sektor penerbangan kepada integrasi berbagai sistem yang kompleks dan perlu dilindungi secara holistik.
“Karena itu kami juga fokus pada Cybersecurity,” tegasnya.
Menurut Awaluddin, Physical Security, Bio-Security yang didukung Cyber Security merupakan situasi New Normal keamanan di bandara yang berfungsi memastikan keamanan pada tahap pre-journey, pre-flight, in-flight dan post-flight.
Adapun protokol keamanan tahap pre-journey pada fase new normal, misalnya, melalui penggunaan aplikasi Travelation PT Angkasa Pura II untuk mengunggah dokumen-dokumen syarat perjalanan.
Kemudian, protokol keamanan pada tahap pre-flight fase new normal antara lain dijalankan dengan pemeriksaan temperatur, fasilitas UV-sterilizer, restoran dan lounge yang higienis, proses boarding dengan protokol jaga jarak dan sebagainya.
Sementara itu, protokol keamanan pada tahap in-flight fase new normal di bandara dilakukan proses disinfeksi pada pesawat yang baru landing. Pada protokol keamanan tahap post-flight fase new normal, antara lain dilakukan pengecekan suhu tubuh menggunakan thermal scanner dan disinfeksi bagasi tercatat.
Sejauh ini, konsep trilogi protokol keamanan sudah berjalan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan pintu gerbang utama Indonesia dan bandara terbesar di dalam negeri. Termasuk di 18 bandara lain yang dikelola PT Angkasa Pura II yang bertugas menjaga penerbangan aman dari pandemi Covid-19.
(Cyberthreat/PARADE.ID)