Jakarta (PARADE.ID)- Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan bahwa yang menciptakan ketegangan permanen antara Islam dengan negara memanglah kejahatan lama yang kambuhan dalam negara Pancasila. Awal penyakit ini menurut Fahri muncul karena sila Ketuhanan Yanh Maha Esa terletak pada sila pertama.
“Mereka masih tidak terima. Sampai sekarang!” katanya, baru-baru ini, di akun Twitter-nya.
Menurutnya, justru Pancasila adalah jalan tengah bagi bangsa dan negara Indonesia. Di dalamnya ada ide Agama dan Negara berdampingan. Apa yang gagal diharmoniskan oleh negara lain maka kita bisa satukan indah.
“Padahal sering saya katakan, #PancasilaKita adalah ide yang lebih kompleks dari ide sekuler dan juga ide negara agama.”
Namun sayang, banyak (mantan) kepala negara yang menurutnya tampak gamang dan itu sampai terjadi hingga rezim ini.
“Justru karena rumitnya ide #PancasilaKita maka diperlukan kecerdasan ekstra untuk memahaminya. Tapi Presiden Soekarno dan kawan2 dikelabui oleh PKI. Presiden Soeharto belok menjadi terpimpin dan otoriter.”
Saat BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) dibuat, dan dipimpin oleh Yudi Latif, ia membayangkan sosok intelektual yang akan menjadi Jubir narasi rumit Pancasila. Tapi tak lama beliau mundur, BPIP justru seperti menyempit, bukan memperkaya Pancasila.
“Belakangan , Saya mendengar Ketua BPIP yg baru bilang, “..dalam bernegara, geser kitab suci ke konstitusi..”. Kalimat ini menjelaskan kegagalam mengharmoni makna #PancasilaKita dalam agama dan negara. Dalam pancasila, agama dan negara bukan pilihan tapi keduanya.”
Menurutnya, yang paling sulit bersikap normal di depan Pancasila justru adalah kelompok yang tidak bisa memahami bagaimana cara agama masih boleh hidup di Abad 21 ini. Kata Fahri, pada dasarnya “hanya tidak bisa mengerti saja”.
“Ini yg banyak, sementara itu sikap ini juga mendatangkan respon tak wajar.”
(Robi/PARADE.ID)