Jakarta (parade.id)- Ketua Umum (Ketum) Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Ilhamsyah hadir di aksi Hari Tani Nasional di depan gedung DPR/MPR RI, Senayang, Jakarta, pada Selasa (27/9/2022). Ilhamsyah sempat memberikan orasi terkait Hari Tani Nasional.
Dalam orasinya, ia menyinggung beberapa hal, salah satunya terkait kepemilikan tanah bagi petani atau rakyat.
Menurut dia, soal itu, sebetulnya sudah ada bagaimana mekanisme rakyat atau petani memiliki tanah. Pun bagaimana ada mekanisme terkaiy aturan batas kepemilikan tanah.
Hal itu, kata dia, termaktub di dalam UU Pokok Agraria. Tapi, belum terwujud. Padahal UU ini kata dia adalah Land Reform atau reformasi tanah, yang sekaligus untuk menghentikan feodalisme Indonesia.
“Tapi ketika itu Soekarno ragu. Pada akhirnya petani berlaku sepihak atas tuan tanah. Akhirnya aksi sepihak petani itu berlanjut ke tingkatan rakyat,” orasinya.
“Berujung pada tahun 1965–dan inipada akhirnya disingkirkan Orde Baru (Orba). Petani diasingkan. Mereka mengabaikannya—tidak ada orang yang di parlemen memperjuangkan realisasi UU Pokok Agraria,” sambungnya.
Tanah petani, ia melanjutkan, dirampas. Dirampas atas alasan pembangunan. Rakyat pun pada akhirnya tergusur di tanahnya sendiri.
Ini adalah sebab UU Pokok Agraria tidak dijalankan. Padahal kita membutuhkan tanah, bukan sekadar air mineral ataupun sekadar roti.
“Sebab kami di sini memperjuangkan hak atas tanah. Petani itu rata-rata hanya punyabtanah 0,5 hektare. Dimana ada hinggga saat ini keturunan kami tidak memiliki tanah—akhirnya mereka merantau dan menjadi buruh, yang berasal dari keluarga petani,” kata dia.
Ilhamsyah menyebut soal itu karena sumbernya dari sana (parlemen). Sumber persoalan rakyat Indonesia. Termasuk salah satunya terciptanya Omnibus Law UU Cipta Kerja.
“Upah murah ada di sana sumbernya. Maka, jangan lagi mau dibohongi, apalagi hanya karena uang Rp100.000,” pungkasnya.
Banyak tokoh dan elemen petani, buruh, maupun pelajar di aksi Hari Tani Nasional ini. Sebut saja dari GEBRAK, KASBI, yang dipimpin Nining Elitos, PSI, yang diwakilkan oleh Sekretaris Agus Ruli, Sekjend Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dan masih banyak lagi.
Aksi dimulai dari pagi hingga sore hari. Pimpinan aksi sempat masuk ke dalam gedung DPR/MPR RI, untuk bertemu perwakilan MPR atau melakukan audiensi.
(Rob/parade.id)