Jakarta (PARADE.ID)- Pengamat politik Haris Rusly mengingatkan oposisi agar jangan memainkan narasi penguasa yang sering kali lakukan politik kolonial, devide et impera, politik pecah belah, benturin masyarakat yang berbeda agama, suku dan golongan. Itu bertolak belakang dengan Sumpah Pemuda.
“Bangkit, bersatu & bergerak pemuda & mahasiswa songsong Sumpah Pemuda 28 Oktober 28,” ia mengingatkan, baru-baru ini, di akun Twitter-nya.
Pada prinsipnya, kata dia, oposisi itu mempersatukan seluruh angkatan muda dari berbagai agama, suku dan golongan lawan kekuasaan zalim.
“Jika ada oposisi yg mainkan narasi yg benturkan antara agama, suku & golongan, sadar atau tak sadar, dia sudah jadi bagian proxy politik penguasa.”
Menurut dia, Sumpah Pemuda 1928 adalah deklarasi kebangsaan, yang menjadi landasan kita memilih konsep negara bangsa, bukan negara agama atau negara kelas.
“Sobat, angkatan muda 1928 tak menjadikan perbedaan agama & kesukuan yg telah menjadi takdir Tuhan sebagai alasan untuk mereka tak bersatu.”
(Robi/PARADE.ID)