Minggu, Mei 18, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Nasional

Politisi Demokrat Respons Singgungan Hasto soal SBY “Bapak Bansos”

redaksi by redaksi
2021-05-29
in Nasional, Politik
0
Politisi Demokrat Respons Singgungan Hasto soal SBY “Bapak Bansos”

Foto: Rachland Nashidik (kiri), Hasto Kristiyanto (kanan)

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Politisi Demokrat, Rachland Nashidik merespons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyinggung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai “Bapak Bansos”.

Rachland mengaku senang Hasto menyebut SBY “Bapak Bansos”. Sebab, menurut dia, bagi SBY, Bansos itu instrumen bagi kesejahteraan sosial karena pasar tak sensitif dengan kemiskinan,” kata dia, kemarin, di akun Twitter-nya.

Related posts

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12

Berbeda bagi PDIP, kata Rachland. Bansos justru instrumen elektoral.

“Tak percaya? Coba Hasto tanya Mensos Juliari atau, bila dicegah KPK, pada Madam Bansos.”

Sebelumnya, Hasto berbicara soal gambaran koalisi partainya menuju 2024. Banyak hal yang dibiacarakan oleh orang nomor dua di partai yang kini sedang berkuasa itu.

Dalam weibnar yang digelar Para Syndicate itu, Hasto bicara dari perjanjian Batu Tulis antara pihaknya dengan Prabowo Subianto-Gerindra, soal mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dimana ada yang menyebut dan memberi gelar sebagai ‘bapak bansos’, hingga Partai Gelora yang dikomandoi oleh Anis Matta.

Awalnya, Hasto ditanya tanggapan terkait pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani soal peluang Prabowo diusung PDIP di Pilpres 2024. Hal itu terkait dengan Perjanjian Batu Tulis diantara kedua partai di Pilpres 2009 lalu, saat Megawati-Prabowo maju sebagai pasangan.

“Kalau prasasti Batu Tulis yang dimaksud dalam konteks politik, Prabowo dan Megawati, ya pemilu sudah selesai 2009. Sehingga syarat menjalankan pemerintahan bersama ketika menang pemilu terbukti tidak bisa diwujudkan,” kata Hasto, dikutip jawapos.com, Jumat (28/5).

Setelahnya, Hasto justru bicara soal pemilu 2009 itu. Sebab mulai ada suara yang menggugat kemenangan Partai Demokrat (PD) yang dipimpin SBY pada 2004 dan 2009 karena dianggap penuh dengan manipulasi.

“Saya mendengar dari internal Demokrat sendiri terkait kecurangan Pemilu 2004 dan 2009, dan bagaimana pada tahun 2009 saya jadi saksi manipulasi DPT itu dilakukan, bagaimana politik bansos ala Thaksin itu dilakukan sehingga ada pihak yang menjuluki Pak SBY itu bapak bansos Indonesia,” kata Hasto.

Hasto juga membeberkan penelitian Marcus Mietzner yang menganalisa Pemilu 2009. Dia menunjukkan bagaimana dari Juni 2008-April 2009, ada dana USD 2 miliar yang dipakai untuk politik bansos. Ini dilakukan karena meniru strategi Thaksin Shinawatra di Thailand. Politik populisme yang kemudian menyandera APBN.

Menurut Hasto, ini yang kemudian ditiru oleh seluruh kepala daerah se-Indonesia, yakni bagaimana berlomba mengadakan bansos sebagai bagian dari politik elektoral. Tapi hal itu justru mengandung kerawanan dalam kestabilan fiskal di masa yang akan datang.

“Bagaimana politik kekuasan juga dipakai, bagaimana politik elektoral menggunakan dana besar sehingga terjadi kasus Century dan sebagainya. Kita tidak ingin seperti itu,” kata Hasto.

“Politik itu seharusnya menjadikan kekuasaan harus diperoleh dengan cara benar. Kami percaya pada nilai bangsa ini, kalau kekuasaan tidak diperoleh secara benar, akan membawa karma politik berupa kesengsaraan lahir dan batin,” tegas Hasto.

Oleh karena itulah Hasto mengatakan pihaknya akan sangat sulit berkoalisi dengan partai seperti PD yang memakai basis politik elektoral seperti dimaksudnya di atas.

Begitupun dengan PKS, PDIP disebutnya memiliki perbedaan platform ideologi sehingga sulit untuk berjalan dalam sebuah wadah koalisi. Namun dialog dengan kedua Partai tsb tetap bisa dilakukan, mengingat dialog merupakan bagian dari budaya bangsa.

Kata Hasto, kerja sama PDI Perjuangan dalam kerangka 2024 akan dibangun atas basis historis dan ideologis itu. Misalnya dengan PAN yang memiliki basis utama di Muhammadiyah; dengan PKB dan PPP yang memiliki basis di NU; dan dengan Gerindra dan Golkar yang memiliki basis sebagai Partai Kekaryaan.

“Jadi semuanya memiliki basis ideologis, kesamaan platform, historis dan memerkuat fungsi elektoral. Untuk pemilu Saya juga beberapa juga beberapa kali berdialog dengan Partai Gelora, khususnya dengan Fahri Hanzah,” tambah Hasto.

(Rgs/PARADE.ID)

Tags: #Bansos#Demokrat#Nasional#PDIP#SBYpolitik
Previous Post

Menggugat Penjajahan TKA China pada Industri Mineral Nasional

Next Post

Kata Andi Arief soal PDIP Tidak Mungkin Berkoalisi dengan Demokrat

Next Post
Soal RUU HIP, Andi Arief: Akan Ada Negara di Atas Negara

Kata Andi Arief soal PDIP Tidak Mungkin Berkoalisi dengan Demokrat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12
Hati Nurani JPU yang Tuntut HRS Enam Tahun Penjara Dipertanyakan

Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

2025-04-11

Rutan Makassar Dinilai Rawan Bisnis Kejahatan karena Minim CCTV

2025-04-11
Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

2025-04-11
Ketua PP Bicara soal Kepemimpinan Muhammadiyah Masa Depan

MUI Mempertanyakan Sikap Presiden Prabowo yang Berencana Mengevakuasi Warga Gaza

2025-04-10

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

    Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Negara Muslim Terbesar di Dunia Harus Jadi Garda Terdepan Memerangi Islamofobia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Tempat yang Wajib Dikunjungi di Ciwidey Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • GEBRAK: Bubarkan DPR!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In